Industri Petrokimia Rugi Rp 300 Miliar Gara-gara Mati Listrik

6 Agustus 2019 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perbaikan jaringan listrik PLN. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbaikan jaringan listrik PLN. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
Pemadaman listrik secara total pada Minggu (6/8) lalu, membuat industri petrokimia dalam negeri merugi hingga Rp 300 miliar. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan pihaknya mendapat laporan kerugian dengan jumlah tersebut akibat pemadaman listrik selama 8 jam.
ADVERTISEMENT
“Untuk sektor industri kimia keseluruhan kerugiannya memang cukup besar. Kami dapat laporan dari kalangan industri rugi sekitar Rp 300 miliar,” katanya saat ditemui di Gedung Kemenperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (6/8).
Dia menjelaskan, mesin pabrik petrokimia akan mati ketika aliran listrik padam walaupun hanya dalam hitungan detik dan butuh 3 hari untuk menyalakan kembali. Karena itu hingga saat ini kalangan industri petrokimia masih belum mengoperasikan mesin-mesin di pabrik.
Pekerja memasang instalasi listrik di menara Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di arteri Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (15/7/2019). Foto: Antara Foto/Umarul Faruq
“Masih proses restart dan itu butuh waktu tiga hari kan makanya kerugiannya itu bukan hanya saat itu saja, tapi juga setelahnya,” ucapnya.
Meski begitu, Sigit mengaku tidak akan berbuat apapun terkait kerugian yang dilaporkan para pelaku industri ini. Pihaknya akan membiarkan kalangan industri meminta sendiri kompensasi ke PT PLN (Persero).
ADVERTISEMENT
“Ya kita biarkan saja mereka (pelaku industri) minta ke PLN. Mereka dong yang minta,” pungkasnya.