Infografis: Mampukah Sevel Bertahan?

28 Februari 2017 16:24 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Infografis 7-Eleven Kini (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
Minimarket berbasis kafetaria, 7-Eleven atau Sevel sejak 2015 melakukan penutupan beberapa gerainya.
ADVERTISEMENT
Sevel masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 2009 dengan mengusung konsep yang berbeda. Sevel di Indonesia menawarkan minimarket berbentuk kafetaria dengan menyediakan makanan dan minuman segar, serta meja dan kursi untuk melengkapi layanan.
Pada saat pertama kali datang ke Indonesia, saingan Sevel dengan bisnis serupa hanyalah Circle-K yang sudah lebih dulu ada. Gerai Sevel melonjak dua kali lipat pada 2012 dan terus bertambah hingga 190 gerai pada 2014.
Pada 2015, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 Tahun 2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Penjualan Minuman Beralkohol. Aturan tersebut menyatakan bahwa minimarket dilarang untuk menjual minuman beralkohol.
Aturan tersebut dinilai mempengaruhi kinerja penjualan Sevel. Kontribusi minuman beralkohol terhadap total penjualan sekitar 8-10 persen. Pasalnya, para pembeli alkohol juga biasanya sekaligus membeli makanan ringan. Jadi, penurunan keduanya diperkirakan berdampak sekitar 10-15 persen.
ADVERTISEMENT
Sevel pun melakukan penutupan beberapa gerainya pertama kali pada 2015. (baca: Fenomena Susutnya Gerai 7-Eleven Sejak 2015)
Selain itu, pesaing Sevel pun bertambah dengan adanya Lawson dan FamilyMart yang mengusung konsep serupa.
Infografis 7-Eleven Kini (Foto: Bagus Permadi/kumparan)