Jakarta-Surabaya Tersambung Tol Tanpa Putus Bisa Tekan Konsumsi BBM

20 Desember 2018 21:58 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan ) saat Groundbreaking rumah susun yang terintergrasi dengan stasiun kereta di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan ) saat Groundbreaking rumah susun yang terintergrasi dengan stasiun kereta di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Hari ini serangkaian Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah resmi beroperasi. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berharap pascaberoperasinya jalan tol tersebut konektivitas kedua provinsi akan semakin cepat sehingga bisa menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
ADVERTISEMENT
"Tersambungnya antara Jawa Tengah dan Jawa Timur oleh jalan tol, akan semakin mempersingkat waktu tempuh dan efisiensi bahan bakar. Serta membantu mengurai kemacetan di jalan nasional," ungkap Rini di Kalikuto, Jawa Tengah, Kamis (20/12).
Dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan BBM yang lebih irit maka distribusi logistik pun akan jauh lebih murah.
Sejumlah kendaraan dari anggota Gaikindo menjajal Tol Trans Jawa (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan dari anggota Gaikindo menjajal Tol Trans Jawa (Foto: istimewa)
Rini mencontohkan, ketika kondisi jalan macet maka kendaraan biasanya membutuhkan BBM 50 persen lebih banyak. Dengan adanya tol tersebut, Rini yakin bahwa kelebihan konsumsi BBM tersebut dapat dihilangkan.
“Jadi tiap kali ya perkirakan saja, kalau umpama 1 liter untuk 10 km, kita ngomong 100 km ada 10 liter kalau macet minimal pakai 15 liter. Kalau ini (dengan menggunakan tol) hanya pakai 10 liter,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan keuntungan dari sisi konsumsi BBM tersebut, Rini yakin meski masyarakat harus membayar tarif tol, namun ada sisi pengeluaran lain yang bisa ditekan.
“Inilah makanya kenapa Pak Presiden katakan ini pilihan. Terserah, mau jalan nasional bisa, mau tol bisa. Oke di tol membayar. Tapi kalau lancar, cost BBM-nya lebih murah dan jangka waktu tempuh lebih pendek, sehingga produktivitas lebih tinggi,” tandasnya.