JK Khawatir Dampak Perang Dagang AS-China Merembet ke RI

9 Juli 2018 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Perang dagang yang tengah dikobarkan Amerika Serikat (AS) dengan mengenakan tarif impor berbagai produk terutama dari China bikin resah Wakil Presiden Jusuf Kalla. JK memandang perang dagang AS-China akan berdampak luas kepada perdagangan dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut JK, perang dagang AS-China bisa memantik bahaya perekonomian nasional. Indonesia selama ini dikenal sebagai pemasok komoditas bahan baku utama ke China. Imbas dari adanya perang dagang, China pastinya akan mengurangi kegiatan produksi.
"Akibatnya (China) mengurangi perdagangan dunia. Ekspor China pasti akan menurun berarti dia pasti menurunkan pembelian bahan baku, termasuk dari Indonesia. Jadi bisa menyebabkan resesi dunia jika ini berlangsung lama efeknya," ungkap JK saat berbincang dengan kumparan, Sabtu (7/7).
Dampak lainnya ke Indonesia adalah bisa memicu PHK besar-besaran di sektor industri. Skenarionya adalah, jika AS menetapkan tarif pajak tinggi bagi produk asal China, maka negeri Tirai Bambu tersebut akan mencari pasar lain dan menjualnya dengan harga murah. Cara ini akan memukul pemain lokal sehingga bisa berpengaruh ke kegiatan produksi yang berimbas pada pengurangan jumlah tenaga kerja.
Jusuf Kalla (Foto: Prima Gerhard S/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (Foto: Prima Gerhard S/kumparan)
"Artinya secara teoritis apabila China tidak mengurangi produksinya maka dia akan kelebihan barang-barangnya seperti baja, elektronik dan lainnya. Mereka pasti surplus (produksinya) dan akan melakukan dumping atau menjual murah. Dan itu yang pasti merugikan kita karena merusak produksi kita. Kalau industri kita bermasalah itu akan terjadi pengurangan karyawan, PHK, efeknya akan menjalar," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sendiri tidak tinggal diam dan segera akan bernegosiasi dengan pemerintah AS. Hanya saja, pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump sulit ditebak arah kebijakannya. Buktinya dari kebijakan Trump adalah AS keluar dari pakta perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP). Padahal AS yang menginisiasi adanya TPP.
"Itu berarti sulit bernegosiasi karena instrumen yang sudah disepakati, AS malah menarik diri," ujarnya.
Untuk itu, jalan satu-satunya meredam dampak perang dagang AS-China adalah dengan menjalin hubungan perdagangan bebas dengan negara lain. Indonesia juga gencar mencari pasar baru dan mempertahankan pasar yang sudah ada. Dengan kebijakan ini, maka dapat membantu Indonesia menekan dampak resesi ekonomi dunia akibat perang dagang AS-China.
"Sekarang ini, kita harus selesaikan perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Australia dan Uni Eropa, Swiss. Kita selesaikan juga dengan India dan Pakistan. Ini hal-hal yang perlu dilakukan di samping tetap menjaga pasar yang ada dan memperluas pasar baru seperti Afrika," jelasnya.
Perang Dagang AS-RI (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perang Dagang AS-RI (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT