JK: Tiket Pesawat Mahal karena 70 Persen Biaya Pakai Dolar

7 Mei 2019 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden, Jusuf Kalla saat di kabin masinis MRT Jakarta. Foto: Dok. Tim Media Wapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden, Jusuf Kalla saat di kabin masinis MRT Jakarta. Foto: Dok. Tim Media Wapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla membeberkan salah satu faktor mahalnya harga tiket pesawat. JK mengatakan mahalnya tiket tersebut akibat biaya operasional yang bergantung pada kurs dolar AS.
ADVERTISEMENT
"Tarif ini 70 persen komponennya komponen impor yang memakai dolar, pesawat, sewa, sparepart-nya, komponen lainnya. Sekarang akibat persaingan ketat tinggal 2, grup Garuda dan grup Lion," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (7/5).
JK mengatakan banyak maskapai kecil yang gulung tikar akibat persaingan maskapai yang begitu besar. Saat ini hanya ada 2 grup maskapai yang beroperasi yakni Garuda Indonesia dan Lion Air Group.
Ia yakin maskapai pasti akan berhati-hati dalam menerapkan tarif penerbangan. Sebab jika tiket pesawat terlalu mahal tak ada penumpang yang naik, sebaliknya jika terlalu murah maka maskapai terancam bangkrut.
"Jadi saya yakin perusahaan penerbangan tidak ingin naik, kalau naik lagi penumpang turun, tapi kalau terlalu rendah, bisa mati juga. Kalau mati, kita naik apa?" Jelasnya.
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
Pemerintah saat ini memang terus berupaya menurunkan harga tiket pesawat. Salah satunya dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Rini ingin menghitung ulang komponen biaya dalam industri penerbangan.
ADVERTISEMENT
Rini, dalam rakor lintas kementerian di Kemenko Perekonomian, Senin (6/5) lalu, menyatakan dari hitung-hitungan tersebut nantinya Kemenhub akan menentukan penyesuaian tarif batas atas yang paling sesuai.
“Harapannya harga tiket pesawat bisa dijual lebih terjangkau. Perhitungan komponen biaya tersebut tidak hanya melihat satu maskapai yaitu Garuda Indonesia saja. Tapi juga semua maskapai yang ada dalam industri ini,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (6/5).
"Kita sedang mengecek cost apa yang (bisa ditekan), itu akan didetailkan. Tapi ini semua tidak hanya Garuda, kan semua (maskapai). Makanya nanti akan diperjelas bahwa ini semua airline ada cost structure-nya pada dasarnya sama-sama, mirip-mirip dan ini yang sedang kita lihat," tambah Rini.