Jokowi: Ekonomi RI Harus Bertransformasi ke Manufaktur dan Jasa Modern

20 Oktober 2019 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan pidato usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).  Foto: Jamal Ramadahan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan pidato usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10). Foto: Jamal Ramadahan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya usai pelantikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia harus melakukan transformasi ekonomi, tak lagi menggantungkan Sumber Daya Alam (SDA), namun beralih ke industri manufaktur dan jasa modern. Hal itu berkaitan dengan upaya peningkatan nilai tambah terhadap perekonomian masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Transformasi ekonomi. Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Jokowi dalam pidato pelantikan presiden di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Minggu (20/10).
Ia menjelaskan perlunya Indonesia untuk segera merespons fokus pengembangan ekonomi itu agar bisa mewujudkan cita-cita menjadi negara maju di tahun 2045, keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah.
Dengan industri manufaktur dan jasa modern itu nantinya diharapkan Indonesia bisa menjadi negara maju berpendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan.
"Itu lah target kita. Target kita bersama. Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai USD 7 triliun," kata dia.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2045 pula, Jokowi juga ingin Indonesia masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen.
"Kita harus menuju ke sana. Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai. Namun, semua itu tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif," tutupnya.