Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Jokowi Kaget Ada Profesor Jadi Petani Bisa Panen Rp 525 Juta/Hektare
28 Juni 2018 18:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo membuka acara Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) Tahun 2018. Kegiatan yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta itu, dihadiri sejumlah petani berprestasi dari berbagai wilayah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ingin mengenal lebih dekat sosok petani berprestasi, Jokowi pun menanyakan apakah ada yang menanam kelengkeng di lahan miliknya. Tak berapa lama, seorang pria mengacungkan jarinya.
"Kelengkeng? Petani tanam kelengkeng ada? Tapi jangan sebiji atau dua biji ya. 500 hektare gitu. Berapa? 7,5 hektare? Silakan maju sini," kata Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/6).
Pria tersebut kemudian maju ke depan dan memperkenalkan diri kepada Jokowi. Saat pria yang diketahui bernama Ahmad Mujahidin itu mengungkap identitasnya, Jokowi dibuat kaget.
"Nama saya Prof Dr Ahmad Mujahidin," kata Ahmad.
"Sebentar-sebentar. Bapak petani, kan?" tanya Jokowi heran.
"Petani. Saya dari Riau. Sebetulnya asal Malang, lalu ikut transmigrasi. Dengan izin Allah saya jadi dosen," jawab Ahmad tegas.
ADVERTISEMENT
Tak puas dengan jawaban Ahmad, Jokowi lalu bertanya kembali. "Bentar-bentar, jadi sebenarnya dosen apa petani?" tanya Jokowi.
"Basic-nya petani, tapi juga dosen. Saya punya lahan 30 hektare. Satu jam dari Pekanbaru. Kalau Bapak Presiden bisa ke Riau bisa meninjau. Ada 7,5 hektare yang saya tanami kelengkeng," jawab Ahmad.
Setelah itu, Ahmad menjelaskan setelah ia menanam kelengkeng di lahannya selama dua tahun langsung berbunga. Ahmad kemudian menuturkan ia juga menyewa jasa konsultan, agar lahan yang ditanami kelengkeng memberikan hasil panen yang baik.
"Bentar, Bapak profesor tapi masih pakai konsultan?" tanya Jokowi lagi.
"Ya. Bismillah dari kecil diajarkan orang tua untuk menanam pohon walau satu," jelas Ahmad.
Ahmad kemudian menerangkan, setiap hektare lahannya ditanami 200 batang kelengkeng. Dari setiap pohon itu bisa menghasilkan 75 kg buah kelengkeng dalam sekali panen.
ADVERTISEMENT
Per kilogram kelengkeng yang dipetik dari pohon, dijual Ahmad seharga Rp 35 ribu. Jokowi lalu menghitung hasil yang didapat oleh Ahmad setahun.
"Hitung lagi coba, penghasilannya berapa itu. Gede banget ya? Itu satu hektare 1 tahun ya? 15 ton itu 1 tahun?" cecar Jokowi.

Ahmad pun menjelaskan, atas masukan dari konsultan masa panen dibuat 6 bulan sekali untuk setiap hektarenya. Dengan demikian, setiap 1 tahun selalu ada masa panen. Panennya pun disesuaikan dengan kondisi pasar.
Jika setiap batang pohon menghasilkan 75 kg kelengkeng seharga Rp 35.000/kg, maka dari 200 batang/hektare pohon kelengkeng bisa menghasilkan Rp 525 juta sekali panen.
Ahmad menambahkan, bibit kelengkeng yang dipakai berasal dari Gondang Legi, Malang, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
"Kembali lagi kita memang harus melihat komoditas, produk, jadi jangan monoton. Yang punya nilai dan biasa kita ketahui tak pernah ditanam, dicoba. Sekali lagi untuk rempah-rempah kita rajanya dunia. Kenapa hilang? Karena kita tak memperdulikan," tutur Jokowi.