Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Jokowi Menang Quick Count, Dolar Sempat Tembus ke Kisaran Rp 13.000
18 April 2019 10:43 WIB
Diperbarui 13 Mei 2019 14:47 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari data hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, pasangan Jokowi-Ma'ruf mengungguli pasangan Prabowo-Sandi. Sedangkan dari quick count Pemilu Legislatif, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra tampil sebagai dua pemuncak keunggulan.
Mengutip data perdagangan Reuters, Kamis (18/4), kurs rupiah pagi ini sempat menguat di Rp 13.995 pada pukul 09.16 WIB. Kemudian mengalami penurunan tipis ke posisi Rp 14.015 pada pukul 10.27 WIB.
Bila membandingkan dari awal tahun (year-to-date), mata uang Garuda mengalami penguatan 2,67 persen terhadap dolar AS.
Sejalan dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga naik 104,424 poin (1,61 persen) ke 6.585,965. Penguatan ini membuat IHSG berada pada posisi tertinggi se-Asia, di mana mayoritas indeks di Asia mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, menjelaskan penguatan rupiah pagi ini dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni global dan domestik.
Untuk global, membaiknya perekonomian China dan isu brexit ikut menjadi pendorong pergerakan rupiah hingga IHSG. Perekonomian China mampu tumbuh 6,4 persen pada kuartal I-2019, angka disebut di atas ekspektasi para pengamat dunia. Membaiknya ekonomi China bisa mempengaruhi perekonomian negara-negara berkembang yang tergantung pada China.
"Kedua sisi global adanya Brexit untungkan posisi Indonesia, banyak negara maju alihkan dana ke Indonesia. Pakai year-to-date, Januari sampai sekarang, dana asing masuk net buy Rp 14 triliun, tren sudah lama, kita dibanjiri dana asing," kata Bhima kepada kumparan, Kamis (18/4).
ADVERTISEMENT
Di domestik, hasil quick count ikut menjadi sentimen positif penguatan rupiah dan IHSG. Investor merespons kebijakan perekonomian yang akan kembali berlanjut karena Presiden Jokowi terpilih untuk kedua kalinya dari hasil hitung cepat. Apalagi pemilu kemarin juga berlangsung aman dan damai.
"Pak Jokowi yang kepilih lagi. Pelaku pasar harapannya stabilitasnya kebijakan berjalan kembali. Infrastruktur dikebut, inflasi bisa terjaga rendah. Ini berpengaruh ke sentimen market," tutur Bhima.