Jokowi Menang Quick Count, Dolar Sempat Tembus ke Kisaran Rp 13.000

18 April 2019 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pagi ini. Rupiah pagi ini dibuka di posisi Rp 13.985. Rupiah sempat menguat, namun kemudian melemah kembali. Peningkatan kurs rupiah ini terjadi setelah pemilu serentak yang digelar pada 17 April kemarin.
ADVERTISEMENT
Dari data hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, pasangan Jokowi-Ma'ruf mengungguli pasangan Prabowo-Sandi. Sedangkan dari quick count Pemilu Legislatif, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra tampil sebagai dua pemuncak keunggulan.
Mengutip data perdagangan Reuters, Kamis (18/4), kurs rupiah pagi ini sempat menguat di Rp 13.995 pada pukul 09.16 WIB. Kemudian mengalami penurunan tipis ke posisi Rp 14.015 pada pukul 10.27 WIB.
Rupiah menguat ke Rp 13.000-an. Foto: Dok. Reuters
Bila membandingkan dari awal tahun (year-to-date), mata uang Garuda mengalami penguatan 2,67 persen terhadap dolar AS.
Sejalan dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga naik 104,424 poin (1,61 persen) ke 6.585,965. Penguatan ini membuat IHSG berada pada posisi tertinggi se-Asia, di mana mayoritas indeks di Asia mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, menjelaskan penguatan rupiah pagi ini dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni global dan domestik.
Untuk global, membaiknya perekonomian China dan isu brexit ikut menjadi pendorong pergerakan rupiah hingga IHSG. Perekonomian China mampu tumbuh 6,4 persen pada kuartal I-2019, angka disebut di atas ekspektasi para pengamat dunia. Membaiknya ekonomi China bisa mempengaruhi perekonomian negara-negara berkembang yang tergantung pada China.
"Kedua sisi global adanya Brexit untungkan posisi Indonesia, banyak negara maju alihkan dana ke Indonesia. Pakai year-to-date, Januari sampai sekarang, dana asing masuk net buy Rp 14 triliun, tren sudah lama, kita dibanjiri dana asing," kata Bhima kepada kumparan, Kamis (18/4).
ADVERTISEMENT
Di domestik, hasil quick count ikut menjadi sentimen positif penguatan rupiah dan IHSG. Investor merespons kebijakan perekonomian yang akan kembali berlanjut karena Presiden Jokowi terpilih untuk kedua kalinya dari hasil hitung cepat. Apalagi pemilu kemarin juga berlangsung aman dan damai.
"Pak Jokowi yang kepilih lagi. Pelaku pasar harapannya stabilitasnya kebijakan berjalan kembali. Infrastruktur dikebut, inflasi bisa terjaga rendah. Ini berpengaruh ke sentimen market," tutur Bhima.