Jokowi Resmikan Terminal Apung di Bandara Ahmad Yani Semarang

7 Juni 2018 21:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo meresmikan terminal baru Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Peresmian ditandai dengan penekanan sirine secara simbolis oleh Presiden.
ADVERTISEMENT
"Terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani adalah salah satu pembenahan dari gerbang langit di Jawa Tengah. Bandara ini awalnya merupakan Pangkalan Udara TNI dan terus berkembang menjadi bandara penerbangan domestik dan kemudian internasional," kata Jokowi dikutip dari rilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (7/6).
Bangunan terminal baru ini memiliki luas area 58.652 meter persegi atau hampir sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal bandara lama. Luas bandara lama hanya 6.708 meter persegi. Dengan luas 58.652 meter persegi ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas penumpang.
"Bandara yang dulu kapasitasnya 800.000 orang per tahun. Yang sekarang meloncat jadi 6,5 juta penumpang per tahun. Lompatannya hampir 8 kali lipat. Ini sangat tinggi sekali," lanjut dia.
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
Selain penambahan jumlah penumpang, bandara baru ini juga akan meningkatkan pelayanan kargo. Jika sebelumnya hanya 10.000 ton per tahun, maka sekarang akan menjadi 16.000 ton per tahun.
ADVERTISEMENT
"Artinya kesempatan bisnis kargo ke luar negeri menjadi sangat terbuka," ucap Jokowi.
Selain itu, dalam terminal baru tersebut juga dilengkapi tiga unit garbarata serta 30 unit counter check in untuk mempercepat pelayanan kepada penumpang maskapai. Sedangkan untuk luasan apron terminal baru mencapai 72.522 meter persegi.
Sehingga mampu menampung 12 pesawat berbadan ramping (narrow body) atau konfigurasi sepuluh pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan lebar (wide body) kargo.
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
Terminal baru Bandara Ahmad Yani ini dibangun di atas rawa-rawa, sehingga tampak seolah terapung. Meskipun dibangun di atas rawa, bandara ini juga tetap menjaga ekosistem yang ada karena memiliki konsep eco green atau ramah lingkungan.
"Ya karena Bandara Ahmad Yani ini kan berada pada lingkungan rawa, lingkungan bakau, tadi Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan juga agar ramah lingkungan itu tetap dijaga," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Artinya penanaman tanaman bakau dan mangrove itu di kanan kiri bandara ini lebih digalakkan lagi sehingga suasananya menjadi betul-betul bandara ramah lingkungan," kata Jokowi.
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Resmikan Terminal Apung. (Foto: Foto: Biro Pers Setpres)
Selain ramah lingkungan, Jokowi menuturkan, secara arsitektur bandara ini juga bagus dan arus lalu lintasnya juga enak keluar masuknya.
"Yang belum satu, runwaynya belum panjang Pak Menteri. Masih berapa? 2.500 kelihatannya. Jadi saya minta akhir tahun depan itu sudah bisa 3.000," tegasnya.
Jokowi mengatakan fasilitas-fasilitas umum yang dibuat akan memanjakan penumpang, melayani penumpang, dan memberikan kenyamanan kepada penumpang. Jokowi pun berpesan agar masyarakat bisa menjaga bandara ini.
"Apalagi tadi sudah saya sampaikan fisik dan pengelolaannya menggunakan konsep ramah lingkungan, eco green. Jadi saya titip kepada pengelola, kepada para penumpang, khususnya masyarakat Jawa Tengah, masyarakat Semarang agar terminal baru Bandara Ahmad Yani ini kita bisa jaga bersama-sama," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT
Turut hadir mendampingi Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara peresmian ini yaitu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Jaksa Agung M Prasetyo, Anggota Wantimpres Agum Gumelar, dan Plt Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.