Kata PLN soal Janji Prabowo Turunkan Tarif Listrik: Tak Segampang Itu

12 April 2019 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto saat berkampanye di Yogyakarta, Senin (8/4). Foto: Dok. BPN
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto saat berkampanye di Yogyakarta, Senin (8/4). Foto: Dok. BPN
ADVERTISEMENT
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjanji akan menurunkan tarif listrik hingga 20 persen dalam 100 hari pertama jika terpilih menjadi Presiden. Prabowo yakin hal ini bisa diwujudkan, sebab tarif yang sekarang ditetapkan PLN dinilai tinggi.
ADVERTISEMENT
Sanggupkah PT PLN (Persero) menurunkan tarif listrik?
Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PT PLN, Djoko R Abu Manan, mengatakan tarif listrik tidak bisa diturunkan dalam waktu cepat begitu saja. Apalagi persentasenya hingga 20 persen.
Djoko menjelaskan, tarif listrik linier dengan investasi dan infrastruktur yang dibangun agar merata di Indonesia. Contoh proyek pembangkit 35 ribu megawatt, yang digagas pada 2014 dan mulai dibangun 2015. Hingga saat ini, pembangunannya belum selesai.
"Itu baru selesai besok nih, paling cepat September. Itu baru bisa menurunkan (tarif listrik) setelah 4 tahun (pembangunan yang belum 100 persen). Bangun anak saja 9 bulan, ini bangun (proyek listrik) enggak bisa dadakan (turun) 100 hari," kata dia saat ditemui di Kantor Pusat Pengaturan Beban (P2B) Jawa Bali di Gandul, Cinere, Depok, Jumat (12/4).
ADVERTISEMENT
Djoko menjelaskan, tarif listrik bisa saja diturunkan seperti keinginan Prabowo. Tapi ada beberapa syaratnya. Pertama, adalah menambah subsidi. Menurut perhitungannya, jika tarif listrik diturunkan 20 persen, tambahan subsidinya Rp 60 triliun.
Adapun hitungan tambahan subsidi yang disampaikan Djoko tersebut, sama dengan yang disampaikan Menteri ESDM Ignasius Jonan saat di Flores, Nusa Tenggara, Timur, pada Kamis kemarin.
Pemeliharaan jaringan listrik SUTET Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
"Kalau minta turun 20 persen yang kita tahu paling mudah dengan nambah subsidi yg paling cepat ya itu. Nambah subsidi Rp 60 triliun tambah Rp 60 triliun, itu paling cepat kalau jangka waktunya 100 hari," kata dia.
Cara lain, kata dia, dengan melakukan efisiensi dalam pembangunan proyek kelistrikan. Menurut dia, dengan teknologi yang canggih, bisa menekan biaya operasional yang ada. Tapi, hal ini pun tidak bisa cepat.
ADVERTISEMENT
"Kondisi ini yang bisa dengan efisiensi. Satu, efisiensi dengan pembangkit yang teknologi super baru, ultra super critical, sizing besar. Dia akan murah, (harga listriknya) 4,2 sen. Itu kita bisa nurunkan harga jual," ucapnya.