news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Keluhan Emak-emak saat Harga Bawang Putih Naik Tajam

19 Maret 2019 12:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah sepekan ini harga bawang putih di pasar tradisional naik tajam. Berdasarkan pantauan kumparan di Pasar Rumput, Jakarta Pusat, harga bawang putih cutting tembus Rp 50 ribu per kg dari biasanya hanya Rp 30 ribu per kg. Pun jenis bawang putih bulat juga naik dari Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg. Kenaikan harga yang sangat drastis ini otomatis membuat kalangan emak-emak mengeluh.
ADVERTISEMENT
Salah satunya Novi, yang juga merupakan penjaja warteg di sekitaran Pasar Rumput. Menurut Novi, harga bawang putih sudah mulai naik sejak awal Maret. Kenaikan tersebut menurutnya sangat memberatkan. Apalagi bagi Novi, bawang putih merupakan salah satu bumbu pokok untuk dagangannya.
“Ya jadi kacau ya. Kayaknya cuma kecil, tapi kan saya belanja hampir tiap hari. Semua masakan mana ada yang enggak pakai bawang putih. Saya goreng telur dadar aja pakai bawang putih. Kalau sekilo Rp 50 ribu susah juga,” ungkap Novi saat ditemui kumparan di lokasi, Selasa (19/3).
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Menurut Novi sebagai penjaja makanan, sulit baginya untuk mengurangi porsi bawang putih dalam masakan. Bahkan mengganti dari jenis cutting ke jenis bulat saja, Novi merasa enggan. Menurutnya, rasa masakan akan berbeda karena kualitasnya juga beda.
ADVERTISEMENT
“Kalau yang cutting itu lebih harum. Kalau masak, istilahnya kalau pakai cutting cukup satu butir aja, kalau yang bulat harus dua. Jadi sama aja sebenarnya. Kalau cuma pakai bulat satu, enggak enak masakannya,” ujarnya.
Ia pun berharap, kenaikan harga ini segera berakhir dan kembali ke harga normal.
Keluhan yang sama juga dirasakan oleh Ida. Ibu rumah tangga ini mengaku cukup kaget dengan kenaikan harga bawang. Menurutnya, beberapa waktu yang lalu saat ia belanja, harga bawang putih masih di sekitar Rp 30 ribu per kg.
“Saya terakhir beli itu Rp 15 ribu masih dapat setengah kilo kurang sedikit. Ini tadi beli Rp 15 ribu cuma dapat seperempat kilo lebih sedikit. Ya mahal banget ya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Ida, sebagai rakyat biasa kadang dirinya bingung dan tidak tahu menahu soal kenaikan harga. Pun demikian Ida berharap, harga sembako termasuk bumbu dapur tidak terlalu mahal.
“Soalnya kan itu dikonsumsi setiap hari,” ujarnya.
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Lain halnya dengan Giyem, ibu paruh baya ini mengaku masih memaklumi harga bawang putih yang melambung.
“Mahal ya mahal kalau ditanya. Tapi yang penting bawangnya bagus ya enggak masalah. Jangan sudah mahal, bawangnya kisut-kisut. Kan kasian pembeli kayak saya,” ujarnya.
Menurut Giyem, selagi kualitas masih bagus, kenaikan harga bukan masalah. Giyem juga mengatakan, dirinya pernah menghadapi kelangkaan bawang putih. Kondisi tersebut menurutnya jauh lebih parah ketimbang kenaikan harga.
“Dulu kan pernah toh sampai enggak ada. Ya sekarang mahal karena adanya itu ya dibeli. Nanti kalau sampai langka lebih susah lagi itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT