Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kemendag Restui BUMD DKI Jakarta Ini Impor 10 Ribu Ton Bawang Putih
5 Juli 2018 16:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Untuk tahap awal, PT Food Station Tjipinang Jaya akan mendatangkan sebanyak 290 ton bawang putih dari China yang akan diangkut dengan 10 kontainer.
"Iya sudah dapat izin, sampai dengan Desember 2018," ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan saat dihubungi kumparan, Kamis (5/7)
Setelah mendapatkan izin impor bawang putih sebanyak 10 ribu ton dari Kemendag, Food Station akan segera mencari lahan tanam bawang putih. Langkah ini dilakukan sebagai persyaratan mutlak pengajuan izin impor bawang putih yang diatur Kementerian Pertanian.
Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) disebutkan bahwa setiap importir produk holtikultura diwajibkan menanam produk 5% dari total yang diajukan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi mengungkapkan telah mempersiapkan lahan sebesar 60 hektare di Cianjur, Jawa Barat, akan segera ditanami bibit bawang putih. Nantinya benih bawang putih akan didatangkan dari Taiwan.
"Kita BUMD pertama kali, kalau bagi saya itu kepercayaan yang harus dijaga baik untuk importir yang ada dan mampu mengurangi ketergantungan sama impor. Poinya itu," sebutnya.
Dengan langkah ini Arief mengaku optimistis masalah harga bawang putih di DKI Jakarta yang kerap berfluktuasi dapat segera ditangani. "Stok bawang putih Jakarta akan aman," imbuhnya.
Sementara itu sebagai pemain baru di bisnis bawang putih, Arief pun tak gentar bertarung dengan swasta. Maklum selama ini Food Station hanya fokus mengelola bisnis beras. Nantinya pengelola tunggal Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) ini akan menggunakan jaringan distribusi yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Pertanian, salah satu Toko Tani Indonesia (TTI)
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau saya bukan bangga impornya tetapi kita punya produksi kalau yang ke dua itu kalau bisa kita bersaing dengan dunia swasta untuk stabilisasi harga," jelasnya