Kementan: Brasil Mau Bangun Peternakan Sapi di NTT

8 Mei 2018 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan sapi atau feedlot. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan sapi atau feedlot. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian mendorong investasi asing maupun swasta untuk membangun peternakan sapi di dalam negeri. Tujuannya tidak lain agar Indonesia bisa swasembada daging sapi.
ADVERTISEMENT
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengungkapkan, salah satu investor asal Brasil berencana untuk membangun peternakan sapi dengan kapasitas besar di Nusa Tenggara Timur (NTT). Investor tersebut juga tidak menutup kemungkinan untuk membangun fasilitas penggemukan sapi.
"Terkait dengan investasi Brasil ke Indonesia terkait breeding farm, sudah ada informasi masuk ke NTT. Tapi untuk fase kesepakatan ini belum ada langkah kongkrit yang kita lakukan mungkin Brasil masih nunggu langkah kita," ujar Ketut saat ditemui di Kantor Kementan, Ragunan, Jakarta, Selasa (8/5).
Sayangnya Ketut belum berani mengungkapkan berapa investasi dan kapan investor asal Brasil tersebut mau membangun peternakan sapi di NTT. Semuanya masih dalam tahap negosiasi.
"Kita juga menyarankan pemerintah Brasil mendatangkan investor ke Indonesia termasuk perbaikan genetik sapi di Indonesia karena Brasil memang peningkatan populasi sangat pesat dan nyata. Bagaimana kita di Indonesia supaya loncatan ini bisa kita raih secepatnya karena cita-cita kita di Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," tuturnya.
Peternakan sapi atau feedlot. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan sapi atau feedlot. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
Investasi peternakan sapi di Indonesia memang tengah dilirik para investor asing. Salah satu alasannya adalah tingginya permintaan daging sapi di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Data Kementan menyebut, kebutuhan daging nasional di 2018 defisit 109.818,23 ton. Rinciannya adalah produksi mencapai 572.596,17 ton sedangkan konsumsinya 682.414,40 ton. Defisit neraca daging ditutupi dengan impor dalam bentuk daging beku dan sapi bakalan.
Sebelumnya, sudah ada perusahaan asal Yordania, PT GDTC Majestic Agro Industri, yang menyatakan minatnya berinvestasi peternakan sapi potong di Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT. Nantinya peternakan sapi milik PT GDTC Majestic Agro Industri akan terintegrasi dengan kebun dan pabrik tebu.
"Nantinya akan ada 20.000 hektare luas area lahan yang akan dimanfaatkan sebagai pembangunan 2 pabrik gula dan peternakan sapi potong,” kata Komisaris PT GDTC Majestic Agro Industri, Habe, saat ditemui di Gedung BKPM beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
Habe menambahkan, daerah NTT dianggap cocok untuk investasi peternakan sapi karena kondisi wilayah dan cuaca yang sangat mendukung.
“Cuaca menunjang, tanah juga cocok. Persoalan air tidak menjadi kendala karena ada banyak air tanah yang masih tersedia,” tutupnya.