Kementan Percepat Ekspor Produk Kakao dengan Inline Inspection

9 Agustus 2018 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penempelan stiker karantina oleh BKP sebagai syarat siap ekspor kakao butter KKI di Konawe Selatan (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penempelan stiker karantina oleh BKP sebagai syarat siap ekspor kakao butter KKI di Konawe Selatan (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementerian Pertanian memberlakukan layanan Inline Inspection pada komoditas pertanian yang akan diekspor. Aturan ini bekerja sejak tahap pembenihan hingga komoditas siap diekspor ke negara tujuan.
ADVERTISEMENT
Layanan Inline Inspection bisa diakses secara online. Diakui Manager Sales dan Marketing PT Kalla Kakao Industri (KKI) Prisma dengan adanya layanan ini pengurusan izin ekspor khususnya untuk produk kakao dan turunannya lebih mudah dan cepat.
“Sebenarnya kalau kita urus Karantina cepat ya karena prosesnya juga sudah online. Jadi mudah inputnya. Setelah kita kirim online, jadi langsung respon oleh Karantina di sini,” kata Prisma saat ditemui di pabrik KKI, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Kamis (9/8).
Dalam Inline Inspection, BKP Kendari akan mengeluarkan sertifikat yang menjadi syarat lolos ekspor ke negara tujuan. Misalnya untuk ekspor kakao butter ke Belanda, harus memiliki Phytosanitary Certificate (PC) atau sertifikat Phytosanitary sebagai syarat wajib.
Prisma mengakui, dengan adanya Pelabuhan Bungkutoko yang tengah dikembangkan menjadi Kendari New Port juga semakin memudahkan ekspor. Sebab, sejak awal Januari di pelabuhan ini, kontainer untuk ekspor pun bisa masuk dan barang dikirim ke Surabaya sudah dalam status ekspor.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kendari New Port hanya melayani pengiriman barang domestik saja. Sementara jika produk kakao butter mau diekspor, harus dibongkar muat untuk mengubah status dari barang domestik menjadi barang ekspor di Pelabuhan Surabaya.
“Selama ini kita urus di Surabaya biasanya lebih lama 2 minggu sampai 1 bulan karena nunggu lagi, kirim lagi. Sekarang jadi lebih cepat karena karena bisa dilakukan di sini,” jelas Prisma.
Petugas Balai Karantina Pertanian Kendari cek gudang PT Kalla Kalao Industri  (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Balai Karantina Pertanian Kendari cek gudang PT Kalla Kalao Industri (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Sementara itu, dengan Inline Inspection Prisma mengatakan ongkos untuk proses ekspor lebih murah. Sebab, usai PC dikeluarkan, barang bisa langsung dikirim dari Kendari New Port. Hanya saja, Prisma berharap PC yang dikeluarkan bisa dicetak secara online, jadi tidak perlu diambil fisiknya di kantor BKP.
"Jadi kita print sendiri,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari, Laode M Mastari, menambahkan melalui Inline Inspection, Karantina mengawal persyaratan kesehatan dan keamanan komoditas agar dapat sesuai atau memenuhi persyaratan yang diminta negara tujuan ekspor.
"Seperti cocoa butter ini, Belanda mempersyaratkan Phytosanitary Certificate (PC) dari Karantina. Makanya kami kawal sejak awal, proses mulai dari hulu sampai hilirnya dalam pemantauan petugas Karantina. Hingga saat tiba waktunya ekspor, tidak perlu ada kejadian bongkar muat kontener untuk diperiksa, karena semua sudah dilakukan di gudang pemilik,” terang Mastari.
Lanjut Mastari, petugas Karantina akan rutin memonitoring terhadap gudang penyimpanan produk, kardus kemasan, sampai pada kontainer yang digunakan sebagai alat angkut ekspor dicek apakah sudah sesuai standar untuk terbebas dari hama. Pemeriksaan dan pengujian sampel produk di laboratorium Karantina untuk uji mikroskopis juga dilakukan untuk memastikan produk ekspor bebas dari hama gudang sebelum dikeluarkannya PC yang dipersyaratkan. Selain Inline Inspection yang dilakukan di unit kerja, percepatan layanan ditingkat pusat juga terapkan terobosan inovasi di bidang IT yakni dengan pemberlakuan e-certification dan e-payment.
ADVERTISEMENT
“Untuk tujuan ekspor ke Belanda, dua hal ini telah diterapkan dan bakal terus dijajaki ke negara tujuan ekspor lainnya. Dengan ini dapat dipastikan percepatan ekspor produk pertanian ke negara tujuan terus dikawal Karantina Pertanian,” jelas Mastari.