Kementan Sukses Kembangkan Beras Jenis Basmati

16 Januari 2019 13:20 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memotong padi yang rebah (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memotong padi yang rebah (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian telah berhasil menanam beras basmati atau yang biasa disebut nasi briyani. Beras jenis ini biasanya diimpor Indonesia dari India atau Thailand.
ADVERTISEMENT
Melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) di Sukamandi, Di negara asalnya, India, beras basmati ini hanya bisa ditanam di dataran tinggi. Namun, Kementan berhasil menciptakan inovasi dan menanamnya di dataran rendah. Karenanya, Kementan berencana akan merilis jenis beras ini pada 6 sampai 8 Februari 2019 ini.
"Saat ini masih disidangkan untuk kita lepas atau luncurkan ke masyarakat. Kami juga masih mencari namanya, rencana sejauh ini namanya itu Baroma yang merupakan singkatan dari basmati beraroma," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Irwantoro, saat ditemui di BB Padi Sukamandi, Subang, Jawa Barat.
Buruh Tani Memanen Padi (Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh Tani Memanen Padi (Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Syukur menambahkan, pengembangan tanaman padi basmati ini dilakukan untuk menggenjot ekspor. Selama ini, pihaknya baru berhasil mengekspor jenis beras Japonica atau Tarabas ke beberapa negara, seperti Jepang dan Korea.
ADVERTISEMENT
"Selama ini, pemenuhan beras di restoran Jepang dan Korea yang ada di Indonesia itu kita impor. Tapi, sejak tahun lalu itu kita sudah ekspor 3.100 ton beras Tarabas ke Jepang dan Korea. Selain itu, restoran Jepang dan Korea disini juga sudah berhassil dipenuhi dari kita, dari beras Japonica yang ditanam di BB Padi Sukamandi ini," tambahnya.
Menurut Syukur, menanam dan mengembangkan sendiri jenis beras premium seperti beras japonica dan basmati merupakan peluang untuk menghemat pengeluaran dan memperbanyak ekspor. Sebab, harga beras premium selama ini masih tinggi, berkisar antara Rp 17.500 hingga Rp 20.000 per kilogram.
"Nanti, kalau beras basmati ini sudah dirilis, kita akan kembangkan dan perbanyak untuk disebar kepada seluruh petani. Dengan begitu, petani di seluruh Indonesia bisa menanam beras basmati," tutupnya.
ADVERTISEMENT