Kendaraan Pemudik di Tol Kayu Agung - Palembang Maksimal 40 Km per Jam

24 Mei 2019 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruas tol Trans Sumatera terlihat dari udara di Lampung. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Ruas tol Trans Sumatera terlihat dari udara di Lampung. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) saat ini terus memeriksa kesiapan jalan Tol Trans Sumatera untuk kesiapan mudik lebaran tahun ini. Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengimbau bagi pemudik untuk membatasi kecepatan pada ruas Kayu Agung - Palembang maksimal 40 km per jam.
ADVERTISEMENT
"Kayu agung-Jakabaring karena kondisi yang masih fungsional dan tidak sebagus yang di sini, kecepatan kita batasi maksimal 40 km per jam. Belum ada rambu, tapi kita minta buat rambu dan penunjuk yang jelas mengenai batas kecepatan," ujarnya kepada awak media di Lampung, Jumat (24/5).
Jalan tol yang menghubungkan Lampung hingga Palembang ini memiliki total panjang kurang lebih 306,06 kilometer (km). Itu dengan 174,06 km sudah berfungsi operasional dan 186 km masih fungsional.
Adapun ruas Kayu Agung - Palembang termasuk salah satu ruas yang kini masih bersifat fungsional dari bagian Tol Trans Sumatera.
Dia menambahkan, kondisi fisik jalan tol yang belum final akan membahayakan keselamatan penumpang jika kecepatan melebihi batas 40 km per jam. Namun ia memastikan, Tol Trans Sumatera siap digunakan untuk jalur mudik Lebaran 2019.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau kecepatan tinggi tapi masih belum diperkeras bisa bergerak, kondisi enggak nyaman kalau di atas 60 km per jam. Kondisi fisik jalan belum final. Ada dua, yaitu yang rigIid pavement sifatnya beton dan yang aspal. Di sana belum dua-duanya. Kalau ada batuan kecil ditutup pakai spray atau aspal untuk mengikat batuannya," kata dia.
Kepala BPJT, Danang Parikesit. Foto: Abdul Latif/kumparan
Selain itu, Danang melanjutkan, pembatasan waktu operasional nantinya sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Pemberlakuan ini akan dilakukan pada H-10 lebaran hingga H+10 lebaran.
“Cukup banyak kondisi (kritis) mungkin 3,5 sampai 8 km itu masih belum lapisan permukaan yang diperkeras. Itu lah kenapa kita hanya mengoperasikan setengah hari. Karena pada siang hari dipakai, pada malam hari kita minta badan usaha untuk memadati kembali jadi besok pagi bisa dipakai itu kita ulang terus sampai program sebelum periode lebaran,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya untuk mendorong keamanan para pemudik yaitu dengan menyediakan flag man atau orang yang bertugas mengatur traffic di titik-titik kritis.
“Harapan kita tetap selamat ya siang hari tetap dipakai, mungkin terjadi (kualitas permukaan jalan) gelombang karena belum ada aspalnya kemudian oleh mereka diperkeras, diperpadat lagi sehingga betul-betul setiap kali dipakai kondisinya cukup bagus,” katanya.