Kesepakatan RI dan Duterte Berpotensi Rugikan Petani Pisang Lokal

5 April 2019 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pisang Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pisang Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah memperkuat hubungan bilateral perdagangan dengan Filipina. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuka keran impor pisang cavendish dari Filipina sesuai permintaan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.
ADVERTISEMENT
Pemerintah beralasan langkah ini merupakan upaya meredakan ancaman perang dagang dari Duterte, sehingga Filipina menghapus kebijakan special safe guard duty (SSG) terhadap ekspor produk kopi olahan asal Indonesia.
Namun, Government Relations and External Affair Director Great Giant Pineapple-perusahaan penghasil produk hortikultura termasuk pisang cavendish, Welly Soegiono, mengatakan langkah pemerintah tersebut akan merugikan petani pisang lokal.
"Apabila pisang Filipina diizinkan masuk ke Indonesia, maka yang paling dirugikan adalah para petani, karena pisang produksi para petani pasti tidak bisa bersaing dalam hal kualitas, harga, maupun konsistensi produksi. Apakah kita mau memperpanjang jumlah buah nusantara yang terpuruk dan tidak bisa bersaing di negeri sendiri?" kata Welly Soegiono, saat dihubungi kumparan, Jumat (5/4).
Welly mengaku kecewa atas kebijakan pemerintah yang mengalah terhadap Duterte dengan membuka keran impor pisang dari Filipina. Sebab, selama ini produk-produk hortikultura Indonesia yang diekspor selalu bersaing ketat dengan produk Filipina.
ADVERTISEMENT
Misal, pisang lokal dalam negeri yang diekspor ke Jepang dikenakan bea masuk 3 persen, lebih tinggi dari pisang Filipina. Lainnya, produk nanas Indonesia yang diekspor ke Eropa dikenakan bea masuk 15 persen, sedangkan Filipina untuk produk yang sama 0 persen.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte Foto: AFP/Ted Aljibe
"Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun," katanya.
Alih-alih mengatasi masalah tersebut, kata Soeginono, pemerintah kini justru membuka keran impor pisang cavendish Filipina. Dalam kebijakan ini, kata dia, maka petani pisang lokal akan semakin dirugikan.
"Karena pisang milik petani kita akan jadi korban ketika pisang diimpor dari Filipina. Dengan alasan apapun, keterlaluan kalau pisang saja harus diimpor," tutupnya.