Ketimbang Disubsidi, Petani AS Minta Trump Akhiri Perang Dagang

25 Juli 2018 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyiapkan tambahan subsidi untuk petani sebesar 12 miliar dolar AS, untuk mengatasi dampak perang dagang. Namun jika bisa memilih, para petani tak ingin tambahan subsidi dan lebih memilih perang dagang diakhiri.
ADVERTISEMENT
Kebijakan AS mengenakan tarif impor tinggi, telah menyebabkan negara-negara tujuan ekspor produk pertanian AS, menerapkan kebijakan serupa. Akibatnya ekspor produk pertanian anjlok, dan para petani merugi.
Selama ini AS merupakan eksportir terbesar kedelai, terutama ke China. Produk pertanian lainnya adalah daging babi dan berbagai jenis buah-buahan.
"Pertolongan terbaik untuk mengatasi masalah ini, adalah dengan mengakhiri perang dagang," kata Direktur Ekskekutif Perkumpulan Petani untuk Perdagangan Bebas, Brian Kuehl. Menurutnya, yang dibutuhkan petani adalah kontrak ekspor, bukan subsidi yang sifatnya jangka pendek.
Dengan kontrak-kontrak ekspor, ujarnya, petani dapat membuat perencanaan usaha jangka panjang. “Subsidi itu hanya solusi jangka pendek untuk menutupi kerusakan jangka panjang.”
Ilustrasi petani AS. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani AS. (Foto: Shutterstock)
Pernyataan senada disampaikan Gubernur Iowa, Kim Reynolds. Menurutnya, tidak akan ada yang menang dalam perang dagang. “Kita harus terus memperluas dan membuka pasar, melindungi dan memungkinkan produk-produk Iowa dijual di seluruh dunia. Petani Iowa adalah yang paling produktif di dunia dan akan selalu menang ketika mereka memiliki akses tak terbatas ke pasar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Iowa merupakan salah satu sentra produk pertanian AS dan penghasil utama kedelai. Negara bagian ini juga menyumbang suara besar, yakni 51,8 persen bagi kemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu.
Namun Asosiasi Peternak Babi AS menyatakan terima kasih kepada Trump, atas rencana pengucuran subsidi itu. Meskipun mereka mengakui, perangdagang telah berdampak buruk pada keuangan bisnis peternakan babi.