Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menyetujui pelepasan cadangan minyak mentah , jika hal itu diperlukan untuk menekan harga komoditas tersebut. Harga minyak mentah dunia melonjak, setelah dua kilang milik Saudi Aramco diserang pada Sabtu (14/9).
ADVERTISEMENT
Lonjakan harga minyak mentah dunia ini, merupakan yang tertinggi dalam empat bulan terakhir. Pada pembukaan hari ini, minyak mentah jeni Brent melonjak 19 persen menjadi USD 71,95 per barel. Sementara harga West Texas Intermediate naik 15 persen menjadi USD 63,34.
Dua kilang pengolahan minyak mentah milik Saudi Aramco yang diserang 10 drone, yakni di Abqaiq dan Khurais. Akibat serangan itu, dua kilang tersebut terbakar namun telah berhasil dipadamkan. Meski begitu, untuk mengembalikan produksi 5,7 juta barel minyak yang hilang butuh waktu berminggu-minggu.
Untuk itulah Trump, seperti dilansir Reuters, mengizinkan pelepasan cadangan minyak mentah AS.
“Disebabkan serangan terhadap Arab Saudi, yang mungkin berdampak pada harga minyak, saya telah mengesahkan pelepasan cadangan minyak Strategic Petroleum Reserve, jika diperlukan. Jumlah pelepasan cadangan harus ditentukan untuk menjaga pasar tetap terpasok dengan baik,” kata Trump di Twitter.
ADVERTISEMENT
Strategic Petroleum Reserve (SPR) atau cadangan minyak strategis AS, dikelola oleh Departemen Energi (Department of Energy) untuk menghadapi situasi darurat. Mengutip data DoE, posisi cadangan per 6 September 2019 lalu adalah sebesar 644,8 juta barel. Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan AS selama 35 hari.
Kebijakan SPR dimunculkan AS pada 1975, setelah mengalami krisis minyak akibat embargo pada 1973-1974. Cadangan minyak mentah itu ditempatkan di Louisiana dan Texas, dengan kapasitas tangki simpan bawah tanah sebesar 727 juta barel.