Ladang-ladang Migas RI Sudah Tua, Jonan Dorong Efisiensi

4 September 2019 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengeboran minyak lapangan Jatiasri-9 Foto: Antara/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Pengeboran minyak lapangan Jatiasri-9 Foto: Antara/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan membuka acara tahunan Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition ke-43. Acara ini dihadiri para pengusaha hulu minyak dan gas (migas) dari berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Kepada para kontraktor migas, Jonan mengatakan bahwa jumlah cadangan migas yang baru tak bisa ditebak. Sementara sumur-sumur migas yang ada di Indonesia kebanyakan sudah tua. Cadangan di sumur-sumur tua makin menipis tapi biaya operasinya makin mahal. Jonan meminta para pengusaha hulu migas untuk melakukan efisiensi agar biaya operasi sumur-sumur tua tak terus meningkat.
"Tidak ada yang bisa membuat cadangan minyak baru, itu sudah sejak lama. Jadi pendekatan kami adalah efisiensi bisnis migas," kata Jonan di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (4/9).
Untuk meningkatkan efisiensi, Jonan mengatakan perusahaan harus mencari teknologi-teknologi baru yang lebih murah. Menurut dia perusahaan besar seperti Pertamina, Exxon, ENI, dan Chevron yang beroperasi di Indonesia bisa mencari teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi efisien dengan teknologi. Coba cari cara lah. Ini kan ada perusahaan-perusahaan besar. Pakai lah teknologi terbaru biar produksinya enggak rendah," ucapnya.
Di sisi lain, untuk mendukung para kontraktor, pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi kondusif bagi industri hulu migas. Dari sisi fiskal, Jonan mengatakan Indonesia berusaha membuat aturan perpajakan yang kompetitif.
Selain itu pihaknya juga mendorong eksplorasi untuk mendorong penemuan cadangan migas baru. Salah satunya dengan mengumpulkan dana Komitmen Kerja Pasti (KKP). Saat ini sudah terkumpul USD 2,5 miliar komitmen kerja pasti dari para kontraktor migas yang dialokasikan khusus untuk eksplorasi.
"Perlahan tapi pasti kami mencoba membuat industri ini kompetitif sebisa mungkin. Saya rasa ini baik untuk operator di sini, karena harga minyak bisa naik dan tak ada yang tahu soal kondisi global, perang dagang," kata dia.
ADVERTISEMENT