Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membutuhkan 1.300 pekerja di bidang Teknologi Informasi (TI) untuk digitalisasi layanan. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam pelayanan terhadap nasabah.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan total kebutuhan pekerja IT untuk Bank Mandiri mencapai 1.500 pekerja. Namun saat ini Bank Mandiri telah memiliki 200 pekerja IT.
"Kita sekarang sudah ada sekitar 200, yang harus kita hire 1.500 pekerja IT, programmer khususnya," katanya kepada kumparan, Rabu (20/3).
Dia menjelaskan, sebenarnya saat ini layanan digital Bank Mandiri untuk nasabah perseorangan sudah terbilang baik. Sementara untuk layanan digital korporasi, masih harus diperbaiki.
"Untuk korporasi (yang harus diperbaiki), ada kan nasabah yang perlu forex untuk trade itu di bidang digital, termasuk harus buat interface-nya. Jadi ini kita lagi bangun tim yang nanti membawa pelayanan Bank Mandiri semua ke digital," beber Tiko, sapaan akrabnya.
Dia menambahkan, pencarian pekerja IT sekarang ini tergolong susah. Oleh karena itu untuk merekrut 1.300 pekerja IT tersebut, Bank Mandiri menarget dapat terealisasi dalam kurun waktu 3 tahun.
ADVERTISEMENT
Adapun strategi Bank Mandiri untuk memperoleh 1.300 pekerja IT tersebut, yakni dengan melakukan talent scouting di beberapa kampus. Jika dianggap potensial, mahasiswa itu sebelum lulus akan diberi pelatihan.
"Kalau mau cari semua berpengalaman itu susah, jadi kita kombinasi rekrut senior-junior. Kalau junior itu salah satunya kita banyak ambil dari beberapa universitas yang belum lulus, sudah kita ijon. Nanti kita training setahun bisa jadi programmer," katanya.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.