news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mahathir Sukses Lobby China, Proyek Kereta Malaysia Didiskon 30 Persen

15 April 2019 9:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Mahathir Mohamad dengan Pemimpin Redaksi Media di Indonesia. Foto: Dok. ISWAMI
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Mahathir Mohamad dengan Pemimpin Redaksi Media di Indonesia. Foto: Dok. ISWAMI
ADVERTISEMENT
Proyek kereta cepat kerja sama Malaysia dengan China, yakni East Coast Rail Link (ECRL) yang sempat dibatalkan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, kembali dilanjutkan. Hal ini setelah Mahathir sukses melobby China untuk menurunkan biaya proyek tersebut hingga sebesar 30 persen.
ADVERTISEMENT
Proyek garapan bersama antara perusahaan kereta Malaysia, Malaysia Rail Link dengan China Communications Construction Company itu, semula dipatok di harga 65,5 miliar ringgit. Pada Januari lalu, Mahathir membatalkan proyek kereta di pesisir timur Malaysia ini, karena dianggap terlalu mahal.
Kemudian kedua belah pihak merundingkan ulang proyek tersebut, hingga disepakati nilai proyek baru sebesar 44 miliar ringgit atau sekitar USD 14,5 miliar atau sekitar Rp 204 triliun. Nilai itu lebih rendah 21,5 miliar ringgit atau sekitar sepertiga dari nilai proyek awal.
"Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa biaya konstruksi Tahap 1 dan 2 ECRL kini telah dikurangi menjadi RM44 miliar (USD 14,5 miliar)," dinyatakan Kantor Perdana Menteri Malaysia.
Kantor Perdana Menteri juga menambahkan, rincian lebih lanjut dari kesepakatan baru tersebut akan dipaparkan pada Senin (15/4). Perdana Menteri Mahathir Mohamad, dijadwalkan menyampaikan pernyataan pers khusus soal ini.
ADVERTISEMENT
Proyek kereta East Coast Rail Link ini, merupakan bagian dari Belt and Road Initiative yang digagas China, dalam mewujudkan jalur sutera baru. Proyek ini bagian dari sejumlah infrastruktur yang pelaksanaannya ditunda Mahathir, selepas kemenangan Pemilu akhir tahun lalu.
Kereta cepat di China. Foto: REUTERS/Stringer
Penundaan proyek dilakukan, akibat tingginya beban utang negara, warisan dari pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Najib Razak.
Negosiasi ulang yang menghasilkan kesepakatan baru ini, dicapai setelah Mahathir Mohamad mengutus mantan Menteri Keuangan Malaysia Tun Daim Zainuddin ke Beijing, pekan lalu.
Daim menjelaskan, pengurangan biaya disepakati setelah proyek ini berkurang 40 kilometer (km) dari rencana semula sepanjang 688 km. Biaya per kilometer juga turun dari 98 juta ringgit menjadi 68 juta ringgit.
ADVERTISEMENT
Daim menegaskan, kesepakatan baru ini dicapai hanya atas negosiasi proyek ECRL, tanpa melibatkan urusan lainnya termasuk perdagangan sawit antara kedua negara. Dia mengatakan pengurangan biaya akan lebih mudah untuk dikelola dan meringankan beban utang yang harus dibayar Malaysia.