Malaysia Masih Membutuhkan Tenaga Kerja Asing, RI Jangan Takut!

29 Januari 2019 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Istana Negara Malaysia. (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Istana Negara Malaysia. (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Malaysia membuka wacana membatasi keberadaan tenaga kerja asing. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan prioritas lapangan pekerjaan bagi warga pribumi.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Peneliti Institute For Development Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, kebijakan tersebut tidak akan dapat dilakukan dalam waktu dekat. Menurutnya, saat ini Malaysia masih sangat membutuhkan pekerja asing untuk menggerakkan perekonomian nasional.
"Ya jadi jumlah penduduk di Malaysia itu kan sedikit (sekitar) 30 juta. Udah gitu kan terbagi usianya ada yang masih kecil, ada yang udah tua, nah tinggal dihitung berapa usia produktif aktif pribumi Malaysia," katanya kepada kumparan, Selasa (29/1).
Selain itu, Ahmad menambahkan, saat ini Malaysia masih menerima banyak pekerja asing dari berbagai negara, seperti Bangladesh, India, Vietnam, Kamboja dan Laos.
"Bukan cuma dari RI (Indonesia). Jadi jangan takut, Malaysia butuh kok (tenaga kerja asing), tenang aja," tegasnya.
Tenaga kerja asing asal China meninggalkan Aceh. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga kerja asing asal China meninggalkan Aceh. (Foto: Dok. Istimewa)
Pria yang akrab dipanggil Heri ini menambahkan, saat ini tidak banyak penduduk asli Malaysia yang mau bekerja sebagai buruh kasar.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau mereka mau berhenti dari ketergantungan pekerja asing, ya mereka harus ditambah dulu penduduknya usia produktifnya, baru bisa. Malaysia mengalami defisit tenaga kerja khususnya (sektor) buruh kasar seperti sopir, pembantu rumah tangga, pelayan restoran, itu mereka defisit," tegasnya.
Sementara itu, Komisi IX dari Fraksi PDIP Marinus Gea mengamini pendapat Heri. Menurutnya, saat ini Malaysia tetap membutuhkan keberadaan pekerja asing.
Hanya saja, Gea menyarankan agar pemerintah perlu terus mendorong keterbukaan lapangan pekerjaan serta mempersiapkan pekerja agar dapat memasok kebutuhan dalam negeri jika pada saat tertentu Malaysia memberlakukan kebijakan tersebut.
"Ini pemerintah kita harap mendorong investasi, maka banyak mendorong tenaga kerja dalam negeri, jangan sampai tenaga kerja luar negeri lebih dominan," tutupnya.
ADVERTISEMENT