Manisnya Bisnis Kue Kering Khas Lebaran di Media Sosial

20 Mei 2018 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kue Lebaran buatan Kevin. (Foto: Dok. Kevin)
zoom-in-whitePerbesar
Kue Lebaran buatan Kevin. (Foto: Dok. Kevin)
ADVERTISEMENT
Bisnis kue kering khas Lebaran di media sosial menjamur pada bulan Ramadhan. Banyak pengguna media sosial yang memanfaatkan momen ini untuk berjualan kue kering secara musiman.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan Anggraini Prastikasari. Ibu satu anak yang akrab disapa Ai ini menjajakan kue Lebaran di akun Facebook miliknya dan WhatsApp Story. Kepada kumparan, Ai mengaku mulai berjualan kue Lebaran sejak 4 tahun lalu.
“Karena pasti banyak yang beli buat suguhan keluarga dan buat hantaran,” katanya saat dihubungi kumparan, Minggu (20/5).
Ai bercerita, keputusannya menggunakan Facebook bernama Anggraini Prastikasari dan WhatssApp untuk promosi karena lebih mudah untuk memasarkan produk jualannya. Dengan media sosial, sebenarnya tidak ada modal yang dikeluarkan.
Kue Lebaran yang dijual Anggraini Prastikasari. (Foto: Dok. Anggraini Prastikasari)
zoom-in-whitePerbesar
Kue Lebaran yang dijual Anggraini Prastikasari. (Foto: Dok. Anggraini Prastikasari)
Ditambah, sebagai penjual ia juga tidak menggunakan modal untuk memproduksi kue. Sebab, kue dibelinya jika ada pembeli yang memesan. Kue-kue yang selama ini dijualnya diambil dari saudara-suadaranya yang kerap membuat kue saat Lebaran.
ADVERTISEMENT
“Ini yang bikin kue saudara-saudara dari ibu. Jadi mereka kan enggak ngerti sosmed. Ini juga jualannya enggak pakai modal. Ambil dari mereka, entar Ai yang jual. Jadi prinsipnya ada barang, ada uang,” ucapnya.
Perempuan yang saat ini bekerja di salah satu bank BUMN ini menuturkan, keuntungan yang diambil dari menjual kue kering khas Lebaran adalah 20% dari harga yang dipatok saudaranya itu per toples. Tahun ini, Ai menaikkan harga untuk setiap jenis kuenya sebesar Rp 5 ribu per toples.
“Jualnya macam-macam mulai dari nastar, putri salju, castengle, kue coklat, dan lain-lain. Tahun ini jual nastar Rp 60 ribu per toples, naik Rp 5 ribu,” kata perempuan yang tinggal di Petukangan, Jakarta Selatan ini.
ADVERTISEMENT
Kue Lebaran buatan Kevin. (Foto: Dok. Kevin)
zoom-in-whitePerbesar
Kue Lebaran buatan Kevin. (Foto: Dok. Kevin)
Hal yang sama juga diungkapkan Kevin. Laki-laki yang tinggal di Bekasi Barat ini mengaku menjual kue Lebaran sejak 2012 lalu. Yang membuat kue sebenarnya adalah ibunya. Kevin bertugas untuk memasarkannya dengan label K&N Cookies.
Kevin mengaku pemasarannya tidak begitu banyak dilakukan di media sosial seperti Ai. Promosi yang dilakukan baru memanfaatkan update status di WhatsApp story. Meksi begitu, kue buatan ibunya sudah lama dikenal sebagai kue buatan rumah atau home made yang memiliki pelanggan setia.
“Kalau Instagram dan Facebook kita lagi mau buat nih,” katanya.
Bicara keuntungan, Kevin mengaku omzet yang bisa diraihnya dari penjualan berbagai macam kue seperti nastar, sagu keju, putri salju, chocho cornflakes, hingga lidah kucing bisa belasan juta kalau sedang ramai.
ADVERTISEMENT
“Kalau lagi ramai, keuntungan per bulannya bisa Rp 10 sampai Rp 12 juta. Tapi kalau biasa, sekitar Rp 8 jutaan saja,” ucapnya.
Dia bercerita, modal yang dikeluarkan sekitar Rp 3 sampai Rp 4 juta. Rata-rata untung yang diraih Kevin dan ibunya setiap menjual kue lebaran selalu naik 2 kali lipat, bahkan lebih.
Kue Lebaran produksi Inon. (Foto: Dok. Inon)
zoom-in-whitePerbesar
Kue Lebaran produksi Inon. (Foto: Dok. Inon)
Manisnya bisnis kue lebaran juga dicicipi oleh gadis berusia 23 tahun bernama Vicky Intan Pratiwi atau biasa dipanggil Inon. Perempuan asal Bogor ini mulanya menjual kue lebaran hanya kalau ada yang pesan saja. Tapi, melihat untung yang dihasilkan menggiurkan, Inon jadi mulai serius menggarap bisnis ini.
“Dulu modalnya per toples itu Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Terus aku jualnya Rp 50 ribu per toples. Tapi kadang ada aja yang nawar Rp 45 ribu per toples. Karena tahun lalu sampai 100 toples yang pesan, sekarang mau coba bikin terus. Enggak cuma custom tapi dipasang di kios,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selain menjual kue kering, rupanya perempuan yang baru lulus kuliah ini juga tengah mencoba menu baru yang diyakininya bisa mendapatkan untung. Di rumahnya, Inon menjual reamur buat kue, rengginang mentah, dan roti bakar.
“Reamur buat kue, rangginang, dan lain-lain. Kalau buat roti bakar juga ada. Kita posting di page FB @melehoyy,” ucapnya.