Mau Beli Rumah Tahan Gempa di Tangerang? Siapkan Dana Minimal Rp 1,5 M

6 Juli 2019 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perumahan Bali Dwipa, hasil kolaborasi Toyata Home Corporation (JHC) Jepang melalui anak usahanya Toyota Housing Indonesia dengan PT Ciputra Residence. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perumahan Bali Dwipa, hasil kolaborasi Toyata Home Corporation (JHC) Jepang melalui anak usahanya Toyota Housing Indonesia dengan PT Ciputra Residence. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Ciputra Residence untuk pertama kalinya resmi berkolaborasi dengan perusahaan besar asal Jepang, Toyota Home Corporation (JHC), melalui anak usahanya Toyota Housing Indonesia. Kedua perusahaan ini mengembangkan perumahan berteknologi tinggi yang berlokasi di CitraRaya Tangerang, kawasan hunian yang selama ini dikembangkan oleh Ciputra.
ADVERTISEMENT
President Director PT Ciputra Residence, Budiarsa Sastrawinata, mengatakan ada beberapa keunggulan pada unit kluster Bali Dwipa ini. Beberapa keunggulan hunian tersebut antara lain struktur bangunan yang tahan gempa bumi, dinding yang berfungsi sebagai insulator panas, atap tahan bocor, dan masa pembangunan yang singkat.
“Ini berbeda dengan rumah konvensional. Atapnya, dindingnya, tahan gempa,” ungkap Budiarsa di CitraRaya Tangerang, Banten, Sabtu (6/7).
Budiarsa menjelaskan, dinding dari rumah tersebut tidak dibuat dari batu bata melainkan panel baja. Keunggulannya, rumah ini menjadi tahan gempa karena struktur konstruksinya ringan.
Adapun penggunaan panel baja sebagai dinding telah marak di Jepang dan cocok jika dikembangkan di Indonesia. Sebab, kedua negara memiliki kondisi alam yang sama yaitu sering terjadi gempa.
ADVERTISEMENT
Bagian dalam rumah di Perumahan Bali Dwipa, hasil kolaborasi Toyata Home Corporation (JHC) Jepang melalui anak usahanya Toyota Housing Indonesia dengan PT Ciputra Residence. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Selain itu dinding panel baja tersebut juga diisi oleh glass wool agar suhu panas dari luar rumah tidak tembus ke dalam. Sebab glass wool memiliki sifat menahan panas. Berbeda dengan dinding batu bata yang cenderung menyerap panas sehingga di dalam rumah pun bisa terasa gerah.
“Kami sudah buktikan, di showroom, ada dua ruangan kecil. Yang satu menggunakan glass wool, yang satu biasa (batu bata). Perbedaan suhunya bisa sampai 1,5 derajat,” ujarnya.
Sedangkan untuk atapnya, teknologi yang digunakan yaitu dengan memasang membran anti bocor. Menurutnya, jika musim penghujan tiba, maka masyarakat tak perlu khawatir lagi soal genting yang bocor.
Untuk mendapatkan rumah dengan teknologi konstruksi modern ini, Ciputra menawarkan dalam tiga tipe yaitu Machiya 1, Machiya 2 dan Teitaku. Ketiga tipe ini dijual mulai harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 3,5 miliar.
ADVERTISEMENT
“Kalau nampak dari luar enggak ada bedanya dengan rumah konvensional. Makanya kenapa kita buatkan marketing unit ini, penjelasannya. Apa bedanya misal di dinding dan atap,” tandasnya.