Melihat Kesiapan Bandar Udara Internasional Yogyakarta

6 Mei 2019 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulon Progo, DIY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulon Progo, DIY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Citilink melakukan penerbangan perdana menuju Bandar Udara Internasional Yogyakarta (BUIY) di Kulon Progo pada hari ini.‎ Anak usaha Garuda Indonesia itu menjadi maskapai pertama yang terbang komersial ke bandara di Kabupaten Kulon Progo tersebut.
ADVERTISEMENT
PTS General Manager BUIY, Agus Pandu Purnama, mengungkapkan bahwa BUIY sebelumnya dijadwalkan mulai beroperasi pada 29 April 2019. Namun operasional bandara baru Yogyakarta ditunda lantaran suatu hal.
Meski demikian, kata Agus, bandara sejak akhir April lalu sudah siap tak hanya di sisi teknis namun juga dalam hal perizinan.
“Kesiapan pertama bahwa secara prinsip PT Angkasa Pura I telah mempersiapkan jauh-jauh hari terkait penerbangan yang dilaksanakan pada tanggal 29 April. Tanggal 4-6 April melaksanakan verifikasi di Kementerian Perhubungan dengan tiga direktorat yaitu Direktorat Bandar Udara, Direktorat Keselamatan Penerbangan dan Direktorat Navigasi,” ujarnya saat ditemui di BUIY, Senin (29/4).
Suasana Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulon Progo, DIY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJU) pun telah mengeluarkan sertifikat tanggal 26 April dengan nomor 149/SBU-DPU-IV2019 untuk masa lima tahun ke depan. Dengan begitu, menurut Pandu, Kementerian Perhubungan melihat kesiapan operasional.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, secara keseluruhan pembangunan untuk operasional penuh sudah mencapai 53 persen. Meski operasional sudah dimulai namun pengerjaan bandara tetap berjalan.
“Ya artinya nanti pada saatnya beroperasi pelaksanaan pekerjaan bandara akan secara paralel dilakukan,” kata dia.
Pandu juga menyatakan telah diterbitkannya Aeronautical Information Publication (AIP). Sehingga dengan begitu penerbangan internasional sudah bisa dilaksanakan sejak 23 April 2019 lalu.
Suasana Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulon Progo, DIY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Namun, justru penerbangan domestik dahulu lah yang perdana terbang di BUIY. Pasalnya, maskapai internasional menyatakan kesiapannya delapan minggu setelah 23 April 2019.
“Maskapai penerbangan internasional menyatakan kesiapannya dengan waktu 8 minggu dari tanggal 23 April. Maka kami kebijakan berubah dengan adanya kesiapan maskapai domestik. Yang pertama kami akan penerbangan domestik karena secara prinsip domestik maupun internasional sudah siap,” katanya.
ADVERTISEMENT
Secara umum sejumlah fasilitas dinyatakan sudah siap, seperti izin TPS atau tempat penyimpanan sementara cargo, kemudian tempat pemeriksaan imigrasi sudah mengantongi izin termasuk tempat pelayanan navigasi.
“Kami menyiapkan meteorogikal pelayanan pengisian bahan bakar termasuk ruang untuk pelayanan kesehatan pelabuhan. Pelayanan pendukung sudah kami siapkan 100 persen. Kami sudah melaksanakan simulasi 24 April seluruh komponen pendukung kita laksanakan,” katanya.
Suasana Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulon Progo, DIY. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Di bagian transportasi akan ada kereta api dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan lima waktu pemberangkatan dari Maguwo, Lempuyangan, dan Tugu yang menuju ke sejumlah pemberhentian di Wates dan Wojo.
“Kami juga menyiapkan transportasi Damri 12 unit kendaraan berbagai rute. Ketiga, Shattle-Qu 15 unit Purwokerto, Cilacap, Kebumen, Wonosobo. Taksi kita menyiapkan 20 unit. Secara internasional kita siap,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Vice President Aeronautical Bussines PR Angkasa Oura Rahadian Yogisworo mengatakan, masalah di Yogyakarta sama dengan di Bali yaitu slot penerbangan. Dia juga menampik isu mundurnya operasional penerbangan internasional lantaran minimnya fasilitas di BUIY.
“Mereka (maskapai internasional) butuh waktu lebih lama dari sisi untuk pengurusan operasionalnya dia. Karena kenapa mereka harus mengubah slotnya karena perubahan dari misalnya Singapura-JOG menjadi Singapur-BUIY itu lebih lama prosesnya karena membutuhkan waktu perizinan di bandara origin-nya,” kata dia.