Mendag: Dampak Perang Dagang AS-China Besar tapi RI Tak Perlu Khawatir

6 Juli 2018 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) di bidang perdagangan belum juga akur. Kedua negara saling ngotot untuk memberlakukan bea masuk tambahan untuk beberapa komoditas strategis. Perang dagang pun dimulai.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan perang dagang ini tentu memberikan dampak negatif bagi semua negara termasuk Indonesia. Namun hal tersebut sebaiknya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena merupakan bagian dari dinamika perdagangan global.
"Kita enggak usah terlalu khawatir meski trade war adalah sesuatu yang harus kita hindari namun dampaknya pasti akan dirasakan di semua. Tetapi secara relatif bagi kita (dampaknya) tidak terlalu besar," ungkap Enggar saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Jumat (6/7).
Hanya saja, Enggar tetap saja memberikan sejumlah catatan penting terkait perang dagang antara AS-China. Yang paling utama adalah bahwa AS-China akan mencari pasar baru untuk mendistribusikan produk yang harusnya diekspor ke China atau AS. Indonesia salah satu negara yang dibidik karena memiliki pasar yang besar.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di Gedung MICC, Medan. (Foto: Ade Nurhaliza)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di Gedung MICC, Medan. (Foto: Ade Nurhaliza)
"Di sini peranan bupati, walikota untuk menjaga. Kita tidak mungkin melarang karena kalau melarang kita akan dilarang ekspor. Kita jaga agar masyarakat menggunakan produk-produk dalam negeri. Kita harus bisa memenuhi pasar kita karena dengan demikian kita bisa menghindari arus barang yang akan masuk," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu untuk menekan dampak yang lebih besar dari perang dagang AS-China, pemerintah tengah mempercepat perjanjian perdagangan bebas dengan sejumlah negara. Cara ini juga dilakukan guna menggenjot nilai ekspor.
Enggar menargetkan perjanjian perdagangan bebas dengan Chili dan Palestina bisa rampung dalam waktu dekat. Sedangkan negara-negara lain seperti Tunisia, Mozambik, Maroko, hingga Australia ditargetkan bisa selesai tahun ini.
"Globalisasi itu sesuatu yang tak mungkin kita bilang kita belum siap. Itu sudah di depan mata," sebutnya.