Mengapa Bisnis Penjualan Ikan Louhan Bisa Hancur Lebur di 2005?

17 Maret 2018 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan Louhan di Pasar Ikan, Menteng. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Louhan di Pasar Ikan, Menteng. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bisnis penjualan ikan Louhan sempat populer di era tahun 2002. Pada saat itu, ikan asal Taiwan ini dibanderol dengan harga yang cukup mahal karena banyaknya permintaan. Pedagang pun semringah karena nilai transaksi yang didapat mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya.
ADVERTISEMENT
Sayang, sinar cerah bisnis penjualan ikan Louhan perlahan mulai redup. Masa keemasan ikan Louhan di Indonesia hanya sampai di tahun 2005. Harga ikan Louhan pun jatuh ke titik terendah. Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan bisnis penjualan ikan Louhan bisa babak belur di tahun 2005?
Salah satu penjual Ikan Louhan di Pasar Ikan Hias Menteng, Jalan Sumenep, Jakarta, Herman (40), menjelaskan penyebab rusak harga ikan Louhan di 2005 adalah karena banyak penjual nakal yang menawarkan bibit ikan Louhan palsu yang membuat banyak penghobi ikan hias ini merasa kecewa.
"Penyebabnya banyak orang kecewa, kalau dulu Louhan identik sama kepala gede. Ada juga pedagang nakal, padahal itu ikan harganya Rp 10 ribuan dijual sampai Rp 135 ribu. orang kan kecewa waktu itu," ungkap Herman kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (17/3).
Ikan Louhan di Pasar Ikan, Menteng. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Louhan di Pasar Ikan, Menteng. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Herman bercerita bahwa dulu dia hampir tertipu oleh salah satu penjual ikan Louhan musiman di Pasar Ikan Hias Menteng. Saat itu, Herman sedang mencari bibit Louhan jenis Texas. Ada seorang penjual mencoba menipunya dengan menawarkan bibit ikan Karper yang harga Rp 135 ribu per ekor. Padahal bibit ikan Karper biasa dijual dengan harga Rp 10 ribu per ekor.
ADVERTISEMENT
"Saya waktu itu cari bibit Louhan Texas, saya tanya apa benar ini Texas? Sebenarnya itu ikan Kaper yang harganya Rp 10 ribu di pasaran, hal itu yang membuat saya kecewa dan pasti hal ini telah dirasakan banyak orang, Orang yang jualnya musiman itu pokoknya jadi duit aja," tambahnya
Tidak hanya itu, turunnya penjualan ikan Louhan di 2005 juga disebabkan adanya tren aquascape. Aquascape adalah seni yang mengatur tanaman, air, batu, karang, ikan hias dan kayu di dalam satu akuarium. Persoalannya adalah ikan Louhan merupakan jenis ikan yang tidak bisa dicampur dengan beberapa jenis ikan lain atau tanaman di dalam satu aquarium. Ini yang menyebabkan orang enggan memelihara ikan Louhan.
ADVERTISEMENT
"Mungkin juga orang sekarang pilih model aquascape ya kan itu bagus juga ikan bisa saling campur jadi satu di sana. Kalau Louhan dicampur jadi satu bisa dimakan ikan lainnya," sebutnya.
Anjloknya penjualan ikan Louhan di 2005 bikin Herman sedikit putus asa. Pernah suatu hari, dia berpikir untuk beralih profesi dan meninggalkan pekerjaan dia yaitu penjual ikan Louhan.
"Saya sempat hampir putus asa main Louhan karena peminatnya enggak ada. Cuma akhirnya saya ganti strategi wah mesti ikannya yang bagus-bagus ini, cari ikan yang kualitasnya ya enak dilihat. Kalau Louhan yang penting dari tampilannya bukan harga mahal atau enggaknya. Ya semoga saja harganya enggak merosot terus" katanya.