Menhub Jawab Kritik JK Soal Sepinya Bandara Kertajati

11 April 2019 12:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhub Budi Karya Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Menhub Budi Karya Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjawab kritik Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait sepinya Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Saat ini, Bandara Kertajati hanya melayani satu maskapai penerbangan.
ADVERTISEMENT
Budi Karya mengaku optimistis hal itu tak akan berlangsung lama. Menurut dia, Bandara Kertajati akan menguntungkan dalam lima tahun ke depan karena didukung akses seperti tol dan kereta api. Selain itu, juga menjadi pusat keberangkatan umrah dan haji.
"Ketiga, jadi pusat logistik. Jadi dengan tiga ini, dalam 5 tahun mendatang apabila berjalan baik, Kertajati adalah satu bandara yang menguntungkan karena ada logistiknya, logistiknya akan bagus sekali," kata Budi Karya ketika ditemui di Gedung Kemenhub, Jakarta Pusat, Kamis (11/4).
Adapun rencana menjadikan bandara tersebut sebagai pusat umrah dan haji Jawa Barat, Budi Karya mengatakan tengah melakukan komunikasi bersama berbagai pihak. Dia mengakui realisasinya tak mudah, sebab ada tarik menarik kepentingan.
"Kami lagi ingin mendaftar semua itu, semua orang-orang yang sekarang umrah dan nanti mau kita pindahkan ke sana semua, termasuk secara khusus Garuda (Indonesia), Lion (Air), dari sana semua berangkatnya," tutur Budi Karya.
Suasana di Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Menurut Budi Karya, jika hal tersebut bisa direalisasikan maka ke depannya Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, hanya akan fokus melayani kedatangan turis asing.
ADVERTISEMENT
"Supaya turis-turis yang datang ke Indonesia itu lebih nyaman, bukan mengartikan haji dan umrah tidak boleh sama-sama, tapi di sana [Kertajati] juga nyaman kok," ujarnya.
Ia mengingatkan, pembangunan Bandara Kertajati merupakan ide dari pemerintah daerah. Selaku otoritas, Kementerian Perhubungan merangkul rencana tersebut dengan menjadikannya program nasional.
"Idenya adalah antara Bandung sama Kertajati jadi satu. Angkutan-angkutan luar negeri, angkutan-angkutan yang jauh pindah semua. Sedangkan seperti Bandung ke Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta, tetap di Bandung," jelas Budi Karya.