Menlu: Berbeda Selera Kopi yang Penting ‘A Cup for Solidarity’

12 Oktober 2018 21:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sajian kopi lokal di acara Pertemuan IMF-WB di Bali. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sajian kopi lokal di acara Pertemuan IMF-WB di Bali. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, dimanfaatkan Bank BRI untuk mempromosikan kopi lokal Indonesia, berhasil memikat perhatian banyak kalangan termasuk Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Menlu yang merupakan pecinta kopi, juga singgah ke kedai BRIKOPI.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Menlu berlangsung setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi), juga mampir ke kedai tersebut, Jumat (12/10). Meski menjadi bagian pemerintahan Presiden Jokowi, namun dalam urusan kopi ternyata Menlu punya selera yang berbeda.
“Presiden tadi minum latte. Kalau aku cappuccino. Pak Pratik (Mensesneg Pratikno) latte, sementara Pak Pram (Sekretaris Kabinet Pramono Anung) cappuccino,” katanya saat ditemui di kedai kopi Bank BRI, di gedung BNDCC 1, kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10).
Menlu Retno Marsudi (tengah), befoto dengan para barista di kedai BRIKOPI Bank BRI di area acara Pertemuan Tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali.  (Foto: Dok. Retno Marsudi)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Marsudi (tengah), befoto dengan para barista di kedai BRIKOPI Bank BRI di area acara Pertemuan Tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Retno Marsudi)
Usai mengecap beberapa tegukan kopi dari cangkirnya, Menlu menilai rasa kopi yang disajikan sangat enak. “Kopi oke banget. Jadi biar seleranya berbeda, itu ‘a cup for solidarity’ untuk Palu dan Lombok,” ujarnya lagi.
Kedai BRIKOPI yang didirikan Bank BRI, memang tak hanya untuk mempromosikan komoditas perkebunan unggulan dari Indonesia itu saja. Melainkan juga bagian dari kegiatan donasi, untuk korban bencana gempa Lombok, serta gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa, program ini diberi nama ‘a cup for solidarity’. Dari setiap cangkir kopi yang dinikmati pengunjung, maka Bank BRI akan menyisihkan donasi sebesar Rp 100.000. Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI, Bambang Tri Baroto, menyatakan semula pihaknya menyiapkan 10.500 cangkir kopi.
Menlu Retno Marsudi mencoba kopi di kedai BRIKOPI, didampingi Kabag Humas Bank BRI, Alia Karenina.  (Foto: Charles Brouwson/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Marsudi mencoba kopi di kedai BRIKOPI, didampingi Kabag Humas Bank BRI, Alia Karenina. (Foto: Charles Brouwson/kumparan)
“Tapi animo yang datang ke kedai BRIKOPI sangat tinggi. Jadi kami tambah 4.000 cangkir lagi. Nanti kita lihat berapa yang habis, tinggal kalikan Rp 100.000. Maka itu yang akan didonasikan BRI,” ujar Bambang.
Selain di BNDCC 1, Bank BRI juga mendirikan kedai BRIKOPI di BNDCC 2 dan di BICC. Semuanya di kawasan Nusa Dua, tempat penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank. Untuk melayani para pecinta kopi, BRI juga melibatkan sejumlah barista ternama untuk meracik dan menyajikan minuman tersebut.
ADVERTISEMENT