Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Merana Nasib Bus AKAP karena Sepi Penumpang
16 Mei 2018 12:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Pengelola bus Lorena , PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA), sepanjang tahun 2017 lalu mengalami kerugian Rp 38,46 miliar. Di tahun 2016, Lorena juga merugi Rp 28,406 miliar. Salah satu pemicu kerugian Lorena adalah turunnya pendapatan perusahaan sebesar 15,9% dari Rp 126 miliar menjadi Rp 106 miliar.
ADVERTISEMENT
Turunnya pendapatan Lorena diduga karena penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP ) semakin sepi. Perlu diketahui, Lorena adalah pemain utama bisnis bus AKAP.
Kumparan mencari tahu tentang dugaan tersebut ke Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Di tempat ini, bus Lorena mangkal dengan berbagai kota tujuan misalnya Jakarta-Surabaya.
Salah seorang petugas tiket bus Lorena yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan jumlah perjalanan (rit) bus Lorena ke berbagai kota tujuan memang berkurang drastis. Penyebabnya karena turunnya jumlah penumpang.
"Waktu itu untuk hari biasa bisa 7 kali jalan dalam sehari itu 2 tahun yang lalu. Sekarang hanya 3 sampai 4 kali (jalan)," ujar dia kepada kumparan, Rabu (16/5).
ADVERTISEMENT
Dia mengungkapkan salah satu penyebab berkurangnya jumlah penumpang bus Lorena di Terminal Pulo Gebang disebabkan oleh pemindahan terminal keberangkatan yang awalnya di Terminal Rawamangun. Dia melihat sekarang ini jumlah penumpang bus Lorena khususnya rute Jakarta-Surabaya yang berangkat dari Terminal Pulo Gebang sangat sedikit. Hal ini jauh berbeda saat bus Lorena masih beroperasi di Terminal Rawamangun.
Gambarannya untuk hari biasa, jumlah penumpang bus Lorena rute Jakarta-Surabaya hanya 15 penumpang dari 34 tempat duduk yang disediakan. Padahal saat bus Lorena beroperasi dari Terminal Rawamangun, jumlah penumpang yang naik bisa sampai 30 penumpang.
"Turunnya signifikan," tambahnya.
Sedangkan untuk akhir pekan, jumlah penumpang bus Lorena dari Pulo Gebang yang naik menjadi 25 penumpang dalam sehari. Jumlah ini sangat sedikit dibandingkan penumpang yang berangkat dari Terminal Rawamangun yang bisa mencapai 60 penumpang per hari sehingga harus memberangkatkan 2 bus.
ADVERTISEMENT
Untuk rute Jakarta-Surabaya, pengelola bus Lorena membanderol harga tiket sebesar Rp 333 ribu per penumpang untuk kelas super eksekutif. Fasilitas yang didapatkan penumpang seperti naik bus tingkat (double deck), mendapatkan makan 2 kali, tempat duduk yang nyaman dan ruang kaki lebih luas serta bus ber-AC. Untuk kelas eksekutif biasa, harga tiket hanya dibanderol Rp 300 ribu per penumpang dengan fasilitas yang didapat makan 2 kali, bus ber-AC, dan naik bus reguler.
Jika sekelas Lorena saja sudah merana, apalagi pengelola bus AKAP lainnya. Padahal pengoperasian Lorena sudah mengimplementasikan ISO 9001:2000. Sebagai perusahaan terbuka di pasar modal, Lorena juga menerapkan pengelolaan yang transparan. Tak hanya manajemen, tapi pemegang saham juga dapat mencermati kinerja korporasi dari waktu ke waktu.
Tak hanya Lorena yang berkeluh kesah dengan penurunan jumlah penumpang. Hal sama juga dialami bus AKAP lainnya. Salah satu petugas Perusahaan Otobus (PO) Kramat Djati, Nur mengatakan, jumlah penumpang bus Kramat Djati turun drastis. Dia menggambarkan bus Kramat Djati dulu mampu memberangkatkan minimal 15 sampai 20 penumpang dengan bus berkapasitas 30 penumpang setiap harinya. Sekarang yang berangkat hanya berkisar 5 sampai 8 penumpang per hari.
ADVERTISEMENT
"Ini aja yang jurusan Denpasar baru 1 (penumpang)," tuturnya lesu.
Hal yang sama juga diungkapkan Koordinator Lapangan Operasional PO bus Pahala Kencana Wahyudi. Dia menuturkan dulu untuk rute Jakarta-Malang atau Jakarta-Surabaya, dia mampu memberangkatkan 64 penumpang sehari dengan 2 bus berkapasitas 32 penumpang per bus. Sekarang jumlah penumpang yang diberangkatkan rata-rata hanya 15 sampai 17 penumpang dalam sehari.