Mesin LRT Palembang Produksi INKA Diimpor dari China

7 Mei 2018 13:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) akan segera merampungkan proyek pengadaan 8 trainset (rangkaian kereta) Light Rail Transit (LRT) Palembang milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Proyek ini bernilai Rp 388 miliar.
ADVERTISEMENT
INKA telah mengirim 2 trainset atau 6 gerbong kereta ke Palembang pada pertengahan April 2018 lalu. Sedangkan sisanya yaitu 6 trainset atau 18 gerbong kereta akan dikirim pada awal Juli 2018 mendatang. Progres saat ini, kegiatan produksi 2 trainset atau 6 gerbong LRT sudah 80% sedangkan 4 trainset lainnya sudah 100%.
Manager Perencanaan dan Pemasaran Pasar Transportasi Perkotaan INKA Sigit Sugiarto mengatakan, sebanyak 60% komponen LRT Palembang masih diimpor dari berbagai negara seperti China dan Eropa. Hanya sekitar 40% komponen LRT yang menggunakan bahan lokal.
Kereta LRT Palembang produksi PT INKA. (Foto: Elsa Olivia L Toruan/kumparan)
"Kita total yang menggunakan bahan lokal itu ada sekitar 40% seperti AC. Selebihnya masih impor," katanya saat ditemui di Pabrik INKA di Madiun, Jawa Timur, Senin (7/5).
ADVERTISEMENT
Sedangkan bagian LRT yang masih diimpor adalah sistem propulsi (propulsion system) seperti alat kontrol, pengereman, dan roda. Untuk komponen pengereman, semua bahan didatangkan dari Eropa. Sementara itu untuk car body sekaligus mesin LRT diimpor langsung dari China. Mesin yang digunakan untuk mengekstrusi car body berbahan aluminium sangat kecil.
"Berbeda dengan mesin China. Mesin China itu lebih besar dibanding mesin buatan kita. Karena itu, kita masih impor. Sebenarnya kalau masalah mampu kita mampu. Hanya saja, masih ada beberapa keterbatasan," paparnya.
Kereta LRT Palembang produksi PT INKA. (Foto: Elsa Olivia L Toruan/kumparan)
Meski begitu, seluruh desain LRT merupakan hasil karya dalam negeri. Bahkan diakuinya, China juga ikut menggunakan desain LRT yang dibuat oleh Indonesia terutama untuk bagian car body.
Direktur Produksi INKA Bayu Waskito menjelaskan, LRT Palembang membutuhkan waktu pengerjaan sekitar satu bulan. Rinciannya, satu pekan sejak komponen/bahan datang digunakan untuk proses pabrikasi. Setelah itu, pengerjaan LRT masuk dalam proses benteng yang memakan waktu sekitar 10 hari. Terakhir atau tahap penyelesaian akhir/finishing membutuhkan waktu sekitar 2 pekan lamanya.
ADVERTISEMENT
"Total pengerjaan 1 trainset itu sekitar satu bulan lah," timpal Bayu.
Kereta ringan/LRT di Pabrik PT Inka Madiun. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
Dalam satu rangkaian kereta LRT mampu menampung maksimal 536 penumpang. Sedangkan kecepatan kereta bisa dipacu hingga 100 km per jam. Kereta LRT Palembang sudah dilengkapi pendingin udara atau AC yang diproduksi INKA.
Teknologi lainnya yang dipakai di kereta LRT produksi INKA adalah motor listrik yang dilengkapi third rail sebagai sumber daya listrik serta menggunakan material carbody (badan kereta) berupa aluminium double skin atau ekstrusi. Lalu pada LRT ini juga dipasang kaca jendela dari jenis safety glass (tempered) dan dilaminasi anti UV 60% sehingga mampu mengurangi radiasi sinar matahari langsung.