Meski Ada Kebijakan B20, Harga TBS di Tingkat Petani Masih Stagnan

16 Oktober 2018 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
ADVERTISEMENT
Meskipun kini ada kebijakan biodiesel 20 persen (B20), namun harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani tidak mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini, harga TBS sawit yang dijual petani seharga Rp 1.385 per kilogram (kg). Harga ini khususnya untuk area Kalimantan Timur dan untuk sawit dengan umur tanaman lebih dari 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum III Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang mengatakan bahwa faktor minyak nabati lain, seperti soybean dan sunflower, yang stoknya cukup tinggi juga mempengaruhi harga TBS kelapa sawit di Indonesia.
“Kalau harga TBS di Malaysia sebesar RM 435 atau sekitar sebesar Rp 1,595 juta per ton TBS. Ini setara Rp 1.595 per kilogram. Masih lebih tinggi, tapi setidaknya harga TBS dalam negeri tidak turun lagi kan,” kata Togar saat dihubungi kumparan, Selasa (16/10).
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Sementara itu, peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menambahkan program B20 butuh waktu dalam proses penerapannya. Sebab, saat ini, belum semua Terminal BBM (TBBM) siap mencampur sawit dengan solar.
ADVERTISEMENT
“Jadi gudang penyimpanan sawit nya masih penuh. Over supply. Program B20 terkendala di produsennya. Ada kelangkaan bahan campuran antara sawit dan solar. Disebut sebagai FAME (Fatty Acid Methyl Esters). Ini yang buat semua progres itu terkendala sehingga berpengaruh ke serapan sawit,” katanya kepada kumparan.
Bhima memperkirakan dampak dari program B20 ini baru akan terlihat pada penyerapan sawit setelah satu hingga dua tahun mendatang. Untuk saat ini, harga TBS lebih dipengaruhi oleh permintaan CPO di tingkat dunia.
“Indonesia sedang dihambat oleh India yang menerapkan bea masuk CPO cukup tinggi. Ekspor ke India turun tajam, sekitar -3.05 persen," tutupnya.