Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengatakan penurunan tarif tersebut merupakan hasil positif dari perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat.
"Pak Ade Sudrajat (Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia/API) sudah coba terobos bagaimana kita bisa early harvest dari Free Trade Agreement (FTA) dengan AS. Katanya mulai tahun depan ekspor produk garmen kita ke AS hanya dikenakan tarif bea masuk 5 persen," kata Achmad Sigit saat ditemui di Hotel Unigraha, Pangkalan Kerinci, Riau, Jumat (6/9).
Menurut dia, penurunan tarif bea masuk ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku industri tekstil dalam negeri. Apalagi dengan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang kian memanas.
Dia pun berharap agar ekspor produk tekstil dalam negeri bisa meningkat. Sigit menuturkan, pada semester kedua tahun ini, industri tekstil mencatat pertumbuhan hingga 20 persen.
"Mungkin kenaikan ini saya prediksi terjadi karena Lebaran, mungkin juga karena yang lain," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain pasar Amerika, Sigit mengaku tengah mendorong penyelesaian perjanjian antara Indonesia dan Uni Eropa. Penyelesaian perjanjian tersebut diharapkan mampu selesai pada akhir tahun ini.
"Kita berharap dengan adanya perjanjian bisa memperkecil tarif bea masuk produk kita ke UE," tambahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang semester I 2019, ekspor pakaian dan produk pakaian serta aksesori pakaian bukan rajutan ke AS, tercatat turun 2,66 persen secara tahunan menjadi USD 1,07 miliar.