Naik 24 Persen, Laba Wika Beton Capai Rp 279 Miliar dalam 9 Bulan

29 Oktober 2018 19:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RUPS tahunan PT. WIKA Beton (Foto: Novan Nurul/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
RUPS tahunan PT. WIKA Beton (Foto: Novan Nurul/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Wijaya Karya Beton Tbk (Wika Beton) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 24,97 persen pada September 2018 menjadi Rp 279,11 miliar dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 223,35 miliar.
ADVERTISEMENT
Dari laporan keuangan perseroan pada kuartal III 2018, Senin (29/10), Wika Beton membukukan penjualan sebesar Rp 4,11 triliun. Angka itu naik 19,83 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 3,43 triliun.
Sementara itu arus kas operasi positif sebesar Rp 154,91 miliar. Hasil yang positif ini mengalami kenaikan hingga 43,75 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 107,76 miliar. Selanjutnya, Wika Beton memperkirakan arus kas operasi akan terus positif hingga akhir tahun 2018.
Pertumbuhan laba perseroan didukung oleh perolehan kontrak baru Wika Beton yang tercatat sebesar Rp 5,38 triliun. Nilai kotrak tersebut mengalami kenaikan 28,10 persen atau sebesar Rp 1,18 triliun dibanding periode sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 4,20 triliun.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Wika Beton. (Foto: Instagram @wikabeton)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wika Beton. (Foto: Instagram @wikabeton)
Dengan perolehan omzet kontrak baru tersebut ditambah dengan carry over atau kontrak lanjutan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5,23 triliun, maka total kontrak yang dihadapi Wika Beton mencapai Rp 10,61 triliun. Dari capaian ini, Wika Beton pun optimistis mencapai target total kontrak dihadapi di akhir tahun sebesar Rp 12,9 triliun.
Beberapa proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak baru hingga September 2018 ini masih didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 69,66 persen, disusul proyek di sektor energi sebesar 21,79 persen, dan sisanya berasal dari sektor properti, industri dan pertambangan masing-masing menyumbang sebesar 5,26 persen, 2,78 persen, dan 0,51 persen.
Adapun proyek-proyek tersebut di antaranya adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung High Speed Rail (HSR) Seksi I, lalu Dermaga Kijing-Mempawah, Dermaga KBN-Marunda, Tol Kunciran Cengkareng, Pembangunan Pengaman Muara Sungai Ijo Kebumen, Pengadaan Box Girder Flyover MBK, Gudang PLTGU Tambak Lorok Semarang, Jembatan Sungai Tondano, Tol Manado-Bitung, Tol Balikpapan-Samarinda Paket 2-4, Fly Over Teluk Lamong Gresik dan lainnya.
ADVERTISEMENT