Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Niat Anies Melepas Saham Anker Bir Diadang DPRD Jakarta
6 Maret 2019 8:00 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan tetap akan menjual saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA). Saat ini, Pemprov DKI Jakarta memiliki 26,25 persen atau 210.200.700 lembar saham DLTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan nampaknya tak main-main soal keputusan tersebut. Ia ngotot bakal menjual habis semua saham milik Pemprov DKI di DLTA. Anies menargetkan, penjualan saham itu harus rampung tahun ini.
ADVERTISEMENT
Delta Djakarta merupakan perusahaan yang memproduksi produk bir seperti Anker Bir, Carlsberg, Shanta Shandy, San Miguel, dan Stout. Penyertaan saham Pemprov DKI sudah dilakukan sejak Ali Sadikin masih menjadi Gubernur DKI.
Proses pelepasan saham DLTA bukan perkara yang mudah karena butuh kajian yang sekarang ini ditangani langsung oleh Badan Pembina (BP) BUMD DKI Jakarta. Tak hanya itu, proses ini juga tak mudah karena menyangkut aset pemda. Adapun teknis pelepasan saham DLTA milik Pemprov DKI Jakarta mencakup penilaian harga saat saham tersebut dilepas, proses transaksi, hingga beauty contest atau pemilihan mitra bisnis untuk penasihat keuangan.
Proses lain yang sudah ditempuh Pemprov DKI Jakarta untuk melepas saham mereka di DLTA adalah dengan meleburkan saham DLTA milik Badan Pengelolaan Investasi Penanaman Modal DKI Jakarta (BP IPM Jaya). Cara ini dilakukan agar saat proses penjualan bisa lebih mudah. BP IPM Jaya yang merupakan satuan kerja di Pemprov DKI Jakarta sudah dibubarkan sejak tahun 2000 memiliki saham di DLTA sebesar 2,91 persen. Peleburan ini merupakan bagian tertib administrasi agar penjualan dilakukan atas satu nama yaitu Pemprov DKI.
Sayangnya, keinginan Anies untuk melepas saham saham produsen Anker Bir ini terganjal satu proses penting: restu dari DPRD DKI Jakarta. Anies mengaku sudah menyurati DPRD DKI Jakarta terkait rencana pelepasan saham tersebut. Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, pun mengaku sudah menerim surat dari Anies namun belum memberikan respons. Sudah sejak tahun lalu surat itu mangkrak di tangannya.
ADVERTISEMENT
Prasetyo memberikan pertimbangan ke Anies agar tidak melepas saham DLTA. Bagi dia, dividen yang didapat dari saham DLTA setiap tahunnya bisa menambah APBD DKI Jakarta.
“Apalagi yang dikatakan setahun dapat (dividen) Rp 50 miliar, terus mau dijual Rp 1 triliun," sebut Prasetyo.
Maka, dia berinisiatif untuk bertemu dengan Anies. Menurutnya, DPRD ingin mengetahui alasan Anies yang ingin melepas saham DLTA.
"Coba itu dipikirkan lagi lah. Selama saya menjadi ini (Ketua DPRD), saya akan berdiskusi, jelaskan apa sih argumentasinya. Orang kita enggak beli kok," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Anies menegaskan tetap berniat melepas saham perusahaan bir tersebut.
“Ya kita coba terus (lepas saham Delta). Kita berniat melaporkan itu. Kita laporkan kepada rakyat Jakarta bahwa wakil-wakil Anda ingin tetap memiliki saham bir, biar nanti warganya juga yang ikut menyampaikan aspirasi,” kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa, (5/3).
ADVERTISEMENT
Anies merasa pelepasan saham juga sesuai dengan keinginan masyarakat. Ia menegaskan apabila pelepasan saham melanggar ketentuan, tentu Pemprov DKI tidak akan melepas tersebut. Sehingga Anies menyerahkan kepada rakyat mengenai sikap yang diambil DPRD DKI terkait pelepasan saham DLTA.
“Kalau menurut warga memang sesuai aspirasi wakilnya, kita akan jalan terus. Tapi kalau warga tidak setuju, sampaikan ke dewan. Jadi dewan itu kan wakilnya rakyat ya. Jadi ketika wakil rakyat tidak menyetujui, ya kami lapor ke rakyat. Ini dewan Anda ingin punya saham bir terus, ingin punya untung dari uang bir,” ujar Anies.
Selain itu, Anies menjelaskan salah satu alasan lagi dilepasnya saham bir tersebut karena pendapatan yang didapatkan Pemprov DKI tidak seberapa besar. Ia menginginkan pelepasan itu bisa segera terealisasi.
ADVERTISEMENT
“Ya itulah. Nambahnya cuma segitu-segitu juga uangnya. Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kita gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat kita. Apalagi dengan ukuran APBD kita sekarang, itu menjadi kecil sekali dari situ,” ungkap Anies.
Lalu berapa besaran uang yang masuk ke pundi-pundi Pemprov selama ini? Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) pada 2017 memutuskan membagi dividen sebesar Rp 208,17 miliar atau setara 74 persen dari total laba bersih tahun 2017 yang berjumlah Rp 279,7 miliar. Pembagian dividen ini setara dengan Rp 260 per lembar saham. Pada tahun tersebut Pemprov DKI memperoleh dividen sebesar Rp 48,57 miliar atas kepemilikan 186.846.000 lembar saham Delta Djakarta atau setara 23,34 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada 2016, DLTA juga membagikan dividen kepada pemegang saham mereka. Dividen yang dibagikan yakni sebesar Rp 180 per saham, dengan total mencapai Rp 144,11 miliar. Pembagian dividen ini setara dengan 56,3 persen dari laba bersih yang dicatat DLTA. Pada tahun tersebut laba bersih Delta Djakarta terkatrol 33,21 persen menjadi Rp 253,73 miliar. Saat itu Pemprov DKI memiliki 23,34 persen atau setara dengan 186,846,000 saham. Bila dikalikan dengan dividen Rp 180 per saham, Pemprov DKI mendapatkan pemasukan sekitar Rp 33,63 miliar. Artinya ada kenaikan deviden dari 2016 ke 2017 yang diterima Pemprov DKI.
Pun demikian, Anies tetap teguh berpegang pada tekadnya untuk menjual saham Pemprov di DLTA. Plt Kepala Badan Pembina (BP) BUMD DKI Jakarta, Riyadi, mengungkapkan uang hasil pelepasan saham DLTA akan dimasukkan ke dalam APBD DKI Jakarta. Nantinya, uang tersebut akan digunakan untuk berbagai program Pemprov DKI Jakarta, misalnya meningkatkan pelayanan publik.
ADVERTISEMENT
Lantas berapa uang yang didapat Pemprov DKI Jakarta dari melepas saham DLTA? Pemprov DKI Jakarta saat ini memiliki 210.200.700 lembar saham DLTA. Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia, saham DLTA pada Senin (4/3) dibuka pada posisi Rp 6.700 per lembar. Adapun posisi saat itu, harga saham DLTA naik 1,50 persen menjadi Rp 6.750 per lembar dengan harga rata-rata sebesar Rp 6.717,06.
Sederhananya adalah jumlah saham DLTA yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta sebanyak 210.200.700 lembar saham dikalikan dengan harga rata-rata hari ini yaitu Rp 6.717,06. Maka, jika penjualan saham tersebut benar terealisasi, Pemprov DKI Jakarta setidaknya akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 1,4 triliun.