Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Anggota Ombudsman Republik Indonesia yang juga pakar penerbangan, Alvin Lie, menilai bahwa sebenarnya NYIA terlalu dipaksakan untuk mulai beroperasi pada akhir bulan ini. Sebab, aspek keselamatan belum terpenuhi.
"Besok 22 April baru akan dilakukan HIRA (Hazard Identification & Risk Analysis) oleh airlines. Bila hasil menunjukkan safety aspects memenuhi persyaratan, airlines baru akan pertimbangkan penerbangan ke dan dari BUBY (Bandar Udara Baru Yogyakarta)," kata Alvin kepada kumparan, Minggu (21/4).
Ia menjelaskan, navigasi di bandara baru Yogyakarta ini masih dilakukan secara visual. "Ini memang dipaksakan banget. Sehingga pelayanan hanya dari matahari terbit sampai dengan matahari tenggelam. Ketika cuaca hujan dan berkabut, operasional akan sangat terbatas," ujarnya.
Alvin menyarankan, sebaiknya pemerintah memastikan dulu aspek keselamatan sudah terpenuhi agar bandara benar-benar layak dioperasikan dan tak membahayakan penumpang pesawat. Jangan dipaksakan beroperasi pada 29 April 2019.
ADVERTISEMENT
"Saya heran, mengapa pemerintah gemar operasikan bandara yang belum tuntas jadi. Seharusnya tuntas dulu plus beberapa bulan untuk latihan dan uji keandalan berbagai sistem, baru dioperasikan," tegasnya.
NYIA merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamatkan oleh Pemerintah RI kepada Angkasa Pura I (AP I). NYIA mendesak untuk dibangun, mengingat Bandara Adisutjipto saat ini sudah dalam kondisi lack of capacity.
Pada Sabtu (20/4), Balai Kalibrasi Kementerian Perhubungan dengan menggunakan pesawat Beechcraft B200 King Air registrasi PK-CAC melakukan pendaratan dan lepas landas perdana di NYIA.
ADVERTISEMENT