Operator Sewa Heli Tak Khawatir dengan Kehadiran Tol Jakarta-Surabaya

28 Desember 2018 9:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
HeliCity untuk program Wonderful Joy Flight. (Foto: Facebook HeliCity Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
HeliCity untuk program Wonderful Joy Flight. (Foto: Facebook HeliCity Indonesia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah telah meresmikan cukup banyak infrastruktur seperti jalan tol. Yang teranyar, Presiden Joko Widodo belum lama ini meresmikan jalan tol rute Jakarta-Surabaya tanpa putus sepanjang 759 kilometer (km).
ADVERTISEMENT
Jalan tol panjang tanpa putus dari Jakarta-Surabaya ini merupakan bagian dari proyek besar pemerintah (Tol Trans Jawa) untuk menyambungkan jalan darat dari Merak di Banten ke Banyuwangi di Jawa Timur yang ditargetkan akan benar-benar tersambung pada 2021. Tujuannya agar bisa memangkas waktu tempuh antar kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Jika jalan darat untuk keluar kota semakin cepat ditempuh, bagaimana dengan bisnis kendaraan seperti taksi udara yang berbasis persewaan helikopter?
CEO Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja yang memiliki penyewaan helikopter bernama HeliCity mengaku perusahaan tidak khawatir dengan tersambungnya jalan-jalan di Indonesia, terutama tol di Pulau Jawa. Kata dia, kehadiran HeliCity sendiri bukan untuk menyaingi angkutan komersial lain di Indonesia seperti bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang menggunakan jalan tol.
ADVERTISEMENT
"Kelihatannya memang ada impact (ke transportasi bus) tapi helikopter ini benar-benar spesifik. Semuanya berdasarkan permintaan. Artinya dia melengkapi saat orang misal ketinggalan kereta, jadi dia pelengkap bukan saling kompetisi. Atau enggak bisa jalan, enggak mungkin pakai kereta tapi harus gunakan helikopter," kata Denon saat dihubungi kumparan, Jumat (28/12).
Sejumlah kendaraan dari anggota Gaikindo menjajal Tol Trans Jawa (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan dari anggota Gaikindo menjajal Tol Trans Jawa (Foto: istimewa)
Kata dia, di luar negeri seperti Amerika dan Eropa yang sistem dan infrastrukturnya sudah lebih mapan, tidak ada satu pun penyewaan helikopter yang jam terbangnya didasarkan pada jadwal yang teratur. Karena itu, dengan sifat penyewaan HeliCity yang juga tidak berjadwal, moda transportasi yang berdasarkan permintaan ini menjadi alternatif masyarakat yang memiliki jadwal padat atau tidak memungkinan jalur darat dalam waktu singkat.
"Misalnya ada medical check up atau empat janji yang enggak bisa dia hindari, jadi dia bisa pakai helikopter alternatifnya. Jadi ini bisnis yang berdasarkan demand," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Denon mengungkapkan, sejak dibuka pada 4 Desember 2017 lalu, hingga saat ini rata-rata penerbangan yang dilakukan dalam sebulan mencapai 20 kali. Konsumennya sendiri dari berbagai kalangan, mulai dari perusahaan tambang, pejabat negara sekitar 2-3 persen, keluarga 60 persen, dan sisanya penerbangan yang dilakukan individual atau seorang diri.
Tapi untuk libur Natal dan Tahun Baru 2019, dia mengaku jumlah pemesan meningkat dari biasanya 20 penerbangan menjadi 50 lebih permintaan hingga 25 Desember 2018.
"Demand di Desember ini sedikit naik, biasanya di bulan biasa rata-rata 20 flight Jakarta-Bandung, tapi sampai 25 Desember kemarin kita terima 50 lebih request, cuma jadinya flight sekitar 26. Jadi hampir sama dengan rata-rata sebelumnya," tutur Denon.
ADVERTISEMENT