Pabrik Karet Sintetis Pertama di Indonesia Ada di Cilegon

29 November 2018 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto resmikan pabrik karet sintetis PT Synthetic Rubber Indonesia. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto resmikan pabrik karet sintetis PT Synthetic Rubber Indonesia. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan pabrik baru karet sintetis (synthetic rubber) milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Adapun pabrik baru ini akan dikelola oleh PT Synthetic Rubber Indonesia dan berlokasi di Gunungsugih, Cilegon, Banten.
ADVERTISEMENT
Synthetic Rubber Indonesia (SRI) merupakan perusahaan patungan antara anak usaha Chandra Asri yakni PT Styrindo Mono Indonesia dengan Compagnie Financiere Du Groupe Michelin. Styrindo Mono mengempit 45 persen saham dan Michelin menguasai 55 persen saham.
“Ini merupakan pabrik synthetic rubber pertama di Indonesia. Ini jadi bukti bahwa investasi di Indonesia masih menarik bagi para investor,” kata Airlangga saat ditemui di Kawasan Pabrik Synthetic Rubber Indonesia, Cilegon, Banten, Jawa Barat, Kamis (29/11).
Suasana Pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Adapun pabrik tersebut memiliki kapasitas terpasang mencapai 120.000 ton per tahun. Di pabrik ini terpasang tiga lini produksi yang saat ini semuanya telah selesai melakukan uji coba operasional.
CEO Michelin Florent Manegau mengatakan, karet sintetis buatan SRI untuk tahap awal akan dipasok untuk kebutuhan ban Michelin. Setelahnya, baru disuplai untuk kebutuhan pembeli yang meminta di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
“Michelin hanya ada tiga pabrik karet sintetis di dunia, yaitu di Amerika Serikat, Prancis, dan Indonesia. Karet sintetis dari pabrik Indonesia akan dipasok untuk kebutuhan ban di seluruh dunia,” katanya.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas terpasang mencapai 120.000 ton per tahun. Pabrik karet sintetis ini memakan biaya investasi sebesar USD 435 juta dan menggunakan bahan baku dari perkebunan Indonesia sebesar 50 persen, sisanya masih mengandalkan impor.