Pabrik Milik ABB Diklaim Bisa Kurangi Impor Komponen Ketenagalistrikan

9 Oktober 2018 18:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto Meresmikan Pabrik Tegangan Tinggi milik PT ABB Sakti Industri di Tangerang, Selasa (9/10).  (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto Meresmikan Pabrik Tegangan Tinggi milik PT ABB Sakti Industri di Tangerang, Selasa (9/10). (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu perusahaan teknologi kelistrikan asal Swiss, ABB, resmi membuka pabrik milik anak usahanya, PT ABB Sakti Industri di Tangerang, Banten. Perusahaan ini akan memproduksi gas-insulated switcher (GIS) mencapai 170 kilovolt (kV) termasuk dalam kategori tegangan tinggi.
ADVERTISEMENT
Adanya pabrik ini diharapkan akan menekan pasokan bahan baku impor komponen untuk infrastruktur ketenagalistrikan. Saat ini, pemerintah memang terus berupaya untuk menekan laju impor.
Vice President and Head of Sales and Marketing PT ABB Sakti Industri, Chandan Singh, mengatakan nantinya produksi GIS akan menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sayangnya dia enggan menjelaskan secara rinci berapa persen kandungan dalam negeri yang akan diterapkan.
"Ke depannya kami akan mencari suplier lokal dan membelinya untuk terus meningkatkan komponen dalam negeri secara maksimal," kata Chandan saat ditemui di Tangerang, Selasa (9/10).
Sementara itu, mengacu data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Saat ini kebutuhan produk GIS untuk memenuhi kebutuhan transmisi tenaga listrik di Indonesia mencapai sekitar 150 set per tahun, dengan nilai TKDN berkisar antara 33,09 persen- 34,61 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Harjanto, menambahkan ada sekitar USD 250 juta kebutuhan GIS pada tahun ini. Dari total jumlah tersebut, PT ABB Sakti Industri telah memenuhi sekitar 20 persen dari total kebutuhan.
"Mereka bilang sekitar 20 persen market sudah bisa. Dan mereka nambah investasi USD 30 juta ada growing market di dalam negeri," ucapnya.
"Tentunya TKDN akan ditingkatkan apalagi di tengah-tengah menguatnya dolar AS atau melemahnya rupiah mereka lebih condong untuk membangun TKDN dalam negeri," lanjut dia.
Saat ini market share PT ABB Sakti Industri di atas 35 persen. Salah satu pesaing dalam industri kelistrikan yang menyediakan teknologi bagi customer high voltage yakni Hitachi asal Jepang.
ADVERTISEMENT