Pakai Teknologi Microbubble, Budi Daya Udang Vaname Lebih Ekonomis

26 Desember 2018 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Bisnis Budidaya Udang (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Bisnis Budidaya Udang (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mengembangkan budi daya udang vaname dengan teknologi microbubble ultra intensif. Teknologi ini diklaim mampu memangkas biaya budi daya jadi lebih ekonomis.
ADVERTISEMENT
Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja mengatakan, budi daya udang vaname dengan teknologi ini bisa dimulai dari modal Rp 20 juta saja. Keuntungan yang diperoleh dari hasil panen 21 hari mencapai 48 kilogram atau 96 ribu ekor udang per m3.
"Itu pendederan benihnya hanya 12 ribu ekor saja per m3. Untung yang dicapai bisa mencapai Rp 4,7 juta," katanya saat ditemui di Gedung BRSDM KKP I, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/12).
Selain itu, budi daya udang vaname dengan teknologi microbubble ultra intensif ini memiliki keunggulan lain seperti petambak tak perlu sering menguras kolam tambaknya. Hal ini karena microbubble yang diletakkan di dasar kolam mampu mendorong limbah hasil kotoran udang dan sisa pakan mengambang.
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname  yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
"Jadi limbahnya tinggal diambil saja. Tidak perlu ganti air lagi. Makanya ini juga yang buat budi daya udang vaname dengan microbubble ultra intensif ini bisa dilakukan di perotaan yang jauh dari sumber air," ucaapnya.
ADVERTISEMENT
Karenanya, Sjarief menyampaikan ingin membangun proyek percontohan budi daya udang vaname dengan teknologi microbubble ultra intensif di kawasan pesisir yang kondisi perairannya sudah tercemar. Dengan begitu, para nelayan yang penghasilannya berkurang akibat semakin sedikitnya komoditas perikanan di pesisir tadi.
"Seperti daerah Muara Angke, Cilincing, dan Dadap itu akan kami buat agar tingkat pendapatan nelayan disana bisa meningkat lagi. Selama ini, pendapatan mereka terdampak dari pembangunan khususnya reklamasi di wilayah Jakarta Utara," tambahnya.
Proyek percontohan ini akan diluncurkan paada Januari 2019 mendatang. Hingga saat ini, pihaknya masih berusaha untuk memperoleh izin pembangunan proyek kepada Pemprov DKI Jakarta.
"Kami lagi minta izin untuk bangun dan juga sosialisasikan solusi baru bagi para nelayan yang terdampak akibat polusi laut," ungkapnya.
ADVERTISEMENT