Pedagang Minta Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dihapus

18 Januari 2018 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pasar beras Cipinang (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pasar beras Cipinang (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pedagang beras di Pasar Induk Cipinang meminta Harga Eceran Tertingg (HET) beras medium yang ditetapkan Kementerian Perdagangan sebesar Rp 9.450 dihapus.
ADVERTISEMENT
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid, menilai kebijakan HET tidak relevan lagi karena harga beras medium di banyak pasar sudah menyentuh Rp 12.000/kg.
“HET itu hapus saja. Enggak ada artinya. Buat apa menteri buat undang-undang tapi enggak sesuai dengan kejadian di pasar,” kata Zulkifli dalam Diskusi bersama Iluni UI di Salemba, Jakarta, Kamis (17/1).
Dia mengusulkan agar pemerintah membuat HET baru sebesar Rp 13.000/kg. Angka itu dinilai mewakili harga beras yang saat ini sudah menyentuh harga tersebut, bahkan berpotensi naik ke depannya selama menunggu pasokan beras impor.
“Dikembalikan saja harga itu ke pasar. Kita boleh tetapkan lagi dengan harga tertinggi di lapangan saat ini. Misalnya sekarang harga beras medium Rp 12.000/kg, tetapkan HET jadi Rp 13.000/kg biar orang enggak sewenang-wenang jualan di atas ini,” ujar Zulkifli.
ADVERTISEMENT
Menurut Zulkifli, penetapan HET Rp 9.450 untuk beras medium dan Rp 12.800 untuk beras premium yang dilakukan Mendag sejak September 2017 juga dinilai terlalu cepat.
“Saya sampaikan itu terlalu dini. Nanti malah membuat beras kita akan langka. Karena dianggap terlalu keras, pada pertemuan kedua dan ketiga, saya enggak diundang lagi,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Guru Besar Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin. Dalam diskusi tersebut, Bustanul mengaku sudah mencoba memberitahu pemerintah agar tidak mengeluarkan kebijakan HET.
“Logikanya, begitu ditekan jadi Rp 9.450 untuk medium dan Rp 12.800 untuk premium, medium akan langka. Benar saja, yang medium langka,” tegasnya.
Selain itu, Bustanul juga khawatir penggilangan kecil akan mati karena HET. Bahkan, kata dia, dari data Badan Pusat Statistik ada petani yang mengolah beras medium jadi premium dengan HET Rp 13.700.
ADVERTISEMENT