Pedagang Pasar Tanah Abang Tak Tahu soal Peredaran Batik Impor

3 Oktober 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang merapikan daganganya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019). 
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang merapikan daganganya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Batik dari China diduga banyak beredar di Indonesia. Namun, para pedagang batik di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku tidak tahu mengenai informasi adanya kain bermotif batik asal China.
ADVERTISEMENT
“Batik China, belum ada ya di sini,” kata seorang pedagang kepada kumparan di Blok B Pasar Tanah Abang, Kamis (3/10).
Pria itu mengaku belum pernah melihat ada batik motif dari China yang dijual di Tanah Abang. Ia pun mengetahui jenis-jenis batik yang beredar di Tanah Abang, termasuk yang dijual teman-temannya.
“Kebanyakan di sini itu Pekalongan, Solo,” ujarnya.
Seorang pedagang lainnya juga mengatakan tidak menjual batik China. Ia bahkan mengungkapkan baru kali ini mendengar adanya batik tersebut.
“Batik China yang bagaimana, Mas? Saya baru tahu malahan,” ungkapnya.
Pedagang melayani calon pembeli dagangan pakaian batiknya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Para pedagang batik di Pasar Tanah Abang yang dijumpai kumparan, semuanya mengaku tidak tahu saat dikonfirmasi mengenai ketersediaan dan peredaran batik asal China.
Pada bulan Oktober 2018, Kementerian Perindustrian memaparkan sekitar 50 persen bahan baku batik Indonesia masih harus diimpor dari luar negeri. Bahan baku tersebut didatangkan dari berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), Mesir, dan China.
ADVERTISEMENT
Bahan baku impor tersebut, antara lain cat warna sintetis, bahan serat kapas, dan mesin printing batik. Bahan-bahan baku tersebut ada yang tidak diproduksi dalam negeri, ada juga yang kualitasnya kurang bagus.
"Misalnya serat kapas, kita punya tapi spesifikasinya tidak bagus. Sehingga kalau dipintal dia cepat putus. Bahan baku impor sebagian besar itu ya 50 persen," ucap Direktur Jenderal IKM Kemenperin, Gati Wibawanigsih, kepada kumparan, Selasa (2/10).