Pegadaian Raup Laba Rp 1,37 T di Semester I 2018, Naik 11 Persen

Pegadaian cabang Jakarta Selatan usai lebaran. (Foto: Abdul Latif/kumparan)

PT Pegadaian (Persero) membukukan laba bersih Rp 1,37 triliun sepanjang semester I 2018 atau naik 11 persen dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Ninis Kesuma Adriani mengungkapkan perolehan laba tersebut ditopang oleh kontribusi bisnis gadai dan mikro kredit.

"Terutama kita kan memang bisnis dari gadai paling gede itu konvensional maupun syariah total kurang lebih 86 persen dari Outstanding Loan (OSL) kita. Jadi kalau OSL kita Rp 38,676 triliun itu kan 86 persen masih di gadai. Nah selain gadai kita punya (bisnis) mikro itu kurang lebih di sekitar 10-15 persen sisa yang itu sama bisnis emas cuman setengah persen," ucapnya saat ditemui di Kantor Pusat PT Pegadaian (Persero), Jakarta, Senin (6/8).

Sementara itu dari sisi nasabah, Ninis menjelaskan masih cukup baik. Lantaran hingga semester I 2018 terdapat sekitar 9 juta nasabah atau naik tipis dibanding semester I 2017 yang sekitar 8,5 juta nasabah.

Meski demikian, ia mengakui adanya tren penurunan nasabah saat lebaran lalu. Hal itu disebabkan banyaknya nasabah yang menebus barang yang telah digadaikan untuk kebutuhan

"Semester II nasabah kita kasih (promo) antara lain dengan produk KCA prima , itu cuman sampai Rp 500 ribu enggak ada bunga, kita tekan biaya administrasi aja Rp 2 ribu- Rp 5 ribu," kata Ninis.

Sebelumnya diberitakan, Pegadaian tahun ini menargetkan bisa meraih laba bersih Rp 2,7 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan raihan laba sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp 2,5 triliun. Tak hanya itu, tahun ini perseroan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 12,5 triliun, jumlah ini pun meningkat 19% dibandingkan periode tahun lalu yang mencapai Rp 10,5 triliun.

Pegadaian tengah menggenjot layanan digitalnya. Perusahaan menargetkan tahun bisa meraih 2 juta nasabah sehingga bisa mendongkrak laba perusahaan di tahun ini. Perusahaan juga tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,2 triliun. Dari jumlah tersebut perusahaan menganggarkan dana sekitar Rp 500 miliar untuk mengembangkan layanan IT.