Pelemahan Saham IBM Bebani Wall Street

19 April 2018 7:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street berakhir variatif pada penutupan perdagangan Rabu (18/4). Hal ini seiring perdagangan saham yang bergejolak.
ADVERTISEMENT
Sektor saham konsumsi dan keuangan melemah dapat diimbangi dengan penguatan sektor saham energi dan industri.
Dilansir Reuters, Kamis (19/4), indeks saham Dow Jones (DJI) melemah 38,56 poin atau 0,16% ke posisi 24.748,07. Indeks saham S&P 500 (SPX) naik tipis 2,25 poin atau 0,08% ke posisi 2.708,64 dan indeks saham Nasdaq (IXIC) bertambah 14,14 poin atau 0,19% ke posisi 7.295,24.
Harga minyak yang menguat turut mendorong kenaikan saham energi. Sementara itu, kenaikan saham transpotrasi CSX Corp membantu penguatan sektor saham industri.
Namun, saham teknologi IBM turun 7,5% menjadi beban bagi pergerakan S&P 500. Saham IBM tertekan usai margin laba kuartalan meleset dari harapan pelaku pasar.
"Ada banyak berita utama yang menarik pasar ke berbagai arah. Paling penting harga energi mendorong kenaikan sektor energi lebih tinggi,” ujar David Joy, Kepala Riset Ameriprise.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
Joy menambahkan, sektor saham keuangan juga turut tertekan dipengaruhi imbal hasil surat berharga AS.
"Laporan kinerja perusahaan dan kurva imbal hasil merupakan pengaruh besar. Sedangkan saham transportasi yang menguat merupakan tanda baik untuk ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu, saham operator jalur kereta AS CSX melonjak 7,8% usai kinerja perseroan melampui perkiraan. Kenaikan saham CSX membantu indeks Dow Jones Transport naik 1,7%.
Selain itu, saham United Continental juga naik 4,8% dan mengangkat saham maskapai lain usai melaporkan laba kuartalan lebih baik.
Indeks saham S&P 500 sempat melemah usai laporan bank sentral AS atau The Federal Reserve yang mengatakan kredit yang mulai tumbuh membuat bisnis menguat, belanja konsumen meningkat, dan pasar tenaga kerja yang ketat mengindikasikan ekonomi AS berada di jalur pertumbuhan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Satu-satunya risiko yaitu perang dagang. Namun, Kepala Investasi Penn Mutual Asset Management Mark Heppenstall mengatakan, investor berharap untuk hasil positif dengan China.
"Ketegangan perdagangan China tampaknya mereda. Kini fokus pada laporan kinerja keuangan perusahaan," ujar dia.
Volume perdagangan saham Wall Street mencapai 6,46 miliar saham. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan dalam 20 hari terakhir yang mencapai 7 miliar saham.