Pembangunan Kereta Cepat Dikebut, Indonesia Tak Ingin Disalip Malaysia
ADVERTISEMENT
Terowongan Walini yang menjadi salah satu penghubung Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akhirnya tembus. Terowongan yang membelah bukit ini membentang sepanjang 608 meter.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan Indonesia harus mengebut pengerjaan kereta cepat yang digadang-gadang jadi yang pertama di Asia Tenggara. Sebab, saat ini Malaysia juga sudah teken kerja sama untuk pembangunan kereta cepat di Kuching.
"Makanya kita harus kejar-kejaran, supaya kita bisa duluan jalan, sehingga kita bisa menempatkan Indonesia yang pertama di Southeast Asia dengan kereta cepat," kata Rini di kawasan terowongan Walini, Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (14/5).
Rini menyambut baik rampungnya pengerjaan terowongan Walini. Kemudian, masih ada 12 terowongan lagi yang ditargetkan rampung hingga akhir 2020. Sehingga, Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah bisa dioperasikan di tahun 2021.
"Dan saya tekankan pula, kalau kita bisa menyelesaikan di akhir 2020, insyaallah ini menjadi kereta cepat pertama di Southeast Asia," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Rini juga berpesan agar Indonesia bisa belajar banyak selama proyek ini berlangsung. Utamanya, bagi para teknisi yang secara langsung mendapatkan pengetahuan dan pengalaman saat kerja bersama China.
"Saya sangat terimakasih China Railway, yang begitu terbuka mentrain engineer-engineer Indonesia yang belajar banyak bukan hanya di sini, sehingga ke depannya partisipasi dari engineer kita makin lebih tinggi lagi," tutur dia.
Ke depan, Rini mengatakan bukannya tak mungkin Indonesia hanya bisa membangun kereta cepat untuk sendiri, tapi juga bisa ekspansi untuk mengerjakan proyek kereta cepat di negara lain.
"Impian saya 10 tahun dari sekarang kita bisa bersama dengan China membangun di negara-negara lain. Jadi tolong, engineer-engineer Indonesia supaya belajar sepenuhnya dari partner kita, supaya menjadi piawai dalam membangun kereta cepat," tandasnya.
ADVERTISEMENT