Pembangunan Smelter Amman Mineral di Sumbawa Barat Capai 13,6 Persen

18 Juni 2019 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Amman Mineral Nusa Tenggara, Rahmat Makkasau, dalam Acara Halalbihalal di Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Amman Mineral Nusa Tenggara, Rahmat Makkasau, dalam Acara Halalbihalal di Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) terus melanjutkan pembangunan smelter pertama tahun ini di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini merupakan smelter pertama mereka.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Amman Mineral Rachmat Makkasau, mengatakan hingga Januari 2019 baru mencapai 13,6 persen. Perusahaan telah menunjuk kontraktor luar untuk mengembangkan Front-End Engineering Design (FEED) yang diprediksi selesai Oktober tahun ini.
"Jadi kita fokus dan serius untuk pengembangannya di Sumbawa Barat. Enggak ada yang berubah. Progres sampai Januari 2019 capai 13,6 persen. Evaluasi berikutnya di akhir Juli. Kita tiap bulan dievaluasi surveyor independen," kata Rachmat dalam Halalbihalal di Jakarta, Selasa (18/6).
Rachmat menuturkan, pembangunan masih sesuai rencana. Setelah FEED selesai, perusahaan akan langsung melakukan Engineering, Procurement, Construction (EPC). Lalu dilanjutkan dengan masa konstruksi pertengahan tahun depan.
Masa kontruksi diperkirakan berjalan hingga 2,5 tahun. Smelter bakal beroperasi awal pada 2022, setelah itu pada akhir 2023 baru bisa benar-benar beroperasi penuh.
ADVERTISEMENT
"Untuk kapasitas full operation bisa 1,3 juta ton per tahun," lanjutnya.
Suasana tambang emas Freeport Foto: REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto
Untuk mendongkrak produksi bisa mencapai 1,3 juta ton saat smelter beroperasi penuh, perusahaan mencari calon perusahaan lain. Tapi dia enggan menyebutkan siapa saja kandidatnya.
Adapun biaya untuk membangun smelter masih berasal dari kas sendiri. Tapi Rachmat enggan membocorkannya. Pun dengan mitra membangun smelter, Amman masih seorang diri. Tapi dia tak menutup kemungkinan untuk bermitra dengan yang lain.
Selain fokus pembangunan smelter, perusahaan juga tengah menghemat biaya perusahaan. Efisiensi dilakukan salah satunya karena ada pembangunan smelter.
"Kita butuh insentif tambahan. Pajak mungkin semasa pembangunan. Tax holiday dan lain untuk memperbaiki keekonomian. By product juga kita mau dapat kemudahan. By product ada yang masuk ke B3 bisa tapi biayanya nambah jadi mahal," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Tahun ini produksi dan izin ekspor konsentrat tembaga perusahaan sekitar 336 ribu. Sebanyak 100 ribuan dijual ke PT Smelting di Gresik dan sisanya diekspor. Jika smelter Amman Mineral benar-benar beroperasi, perusahaan tak lagi ekspor ke luar tapi diolah di dalam negeri.