Pemerintah Yakin Bisa Kembalikan Kepercayaan ke Investor Usai Pemilu

17 April 2019 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua dari kanan) saat memasukan surat suara di TPS. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua dari kanan) saat memasukan surat suara di TPS. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilihan Umum yang digelar hari ini sudah dinanti-nantikan oleh banyak pihak. Sebab tak bisa dipungkiri, momen menjelang pemilu disebut-sebut menimbulkan ketidakpastian. Bahkan para pelaku usaha hingga investor juga turut mengambil sikap wait and see jelang adanya pemilu.
ADVERTISEMENT
Maka, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun optimistis, bisa mengembalikan confidence (keyakinan) bagi para investor usai penyelenggaraan pemilu 2019.
“Berharap sesudah pemilu orang akan fokus ke pemerintah yang akan terpilih dan menjalankan programnya. Biasanya menimbulkan confidence,” ungkap Sri Mulyani di Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (17/4).
Menurutnya, fokus masyarakat nanti tidak lagi pada kondisi ketidakpastian. Namun masyarakat akan mulai fokus pada pemerintah yang terpilih dan mulai melihat soal kebijakan yang akan diusung.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) menunjukan jarinya setelah menggunakan hak pilihnya. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Masyakat akan melihat apakah kebijakan tersebut bisa menangani masalah struktural di Indonesia seperti pendidikan, produktivitas, hingga daya kompetisi Indonesia di era industri 4.0.
“Berharap (pemerintah terpilih) bisa mengadress isu-isu yang selama ini menjadi konsen masyarakat mengenai tata kelola, transparansi, korupsi. Semua penting karena masyarakat memerlukan confidence untuk tetap terjaga dan dijaga siapapun yang terpilih,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani sangat penting bagi pemerintah terpilih untuk menjadi situasi tetap kondusif. Sebab hal tersebut sangat dibutuhkan bagi dunia usaha. Menurutnya ada dua hal yang paling dibutuhkan oleh dunia usaha dan investasi yaitu kebijakan yang responsif terhadap kondisi dalam negeri dan kebijakan yang antisipatif terhadap kondisi global.
“Ini selalu kombinasi keduanya. Dalam negeri seperti apa fundamental perlu diperbaiki apakah infrastruktur, SDM, tata kelola, birokrasi. Juga sisi masalah antisipasi global di mana sudah akan mulai mengalami pelemahan,” tandasnya.