Pemindahan Ibu Kota Naikkan Investasi ke Kaltim hingga 47,7 Persen
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, peningkatan investasi riil ke Kaltim pun diprediksi mampu meningkat hingga 47,7 persen.
Sementara, untuk Pulau Kalimantan sendiri investasi riil-nya akan meningkat sekitar 34,5 persen dan 4,7 persen di seluruh wilayah Indonesia.
“Peningkatan investasi riil ini akan mulai timbul seiring pembangunan pusat pemerintahan di ibu kota yang baru,” katanya saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (16/9).
Dia merinci, daerah yang khususnya akan terdampak atas peningkatan ini adalah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Sementara, beberapa daerah lain, termasuk DKI Jakarta tetap akan merasakan investasi yang masuk.
Dari potensi-potensi investasi ini, Bambang juga meyakini dapat membuka lapangan kerja baru. Dia memaparkan, di Pulau Kalimantan kesempatan kerja akan naik hingga 10,5 persen.
ADVERTISEMENT
"Untuk setiap satu proyek pembangunan di Kaltim sebesar Rp 1 triliun itu bisa membuka sekitar 14 ribu lapangan kerja,” tambahnya.
Seiring dengan masuknya investasi itu, transaksi perdagangan di Kaltim juga diproyeksi meningkat. Perdagangan paling meningkat dari Sulawesi Selatan, komoditas dari provinsi akan naik hingga 40 persen ke Kaltim.
"Pembangunan ibu kota baru membutuhkan suplai material dan barang. Ini meningkatkan perdagangan provinsi lain ke Kaltim, paling naik Sulawesi Selatan, DKI Jakarta menjadi supplier ke tiga terbesar, yang ke dua Jawa Barat," tambahnya.
Pasalnya, Sulawesi Selatan pun memiliki produksi semen yang dibutuhkan untuk membangun ibu kota baru.
"Di Sulawesi Selatan akan terjadi peningkatan di sektor produksi semen," tutur Bambang.
Ujungnya, lanjut dia, pemindahan ibu kota akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur hingga 7,3 persen. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi di seluruh Pulau Kalimantan bisa naik hingga 4,7 persen.
ADVERTISEMENT
"Jadi ujungnya Kalimantan Timur ini pertumbuhan ekonominya akan meningkat, PDB-nya akan naik 7,3 persen. Atau setara juga dengan kenaikan 4,7 persen di seluruh Kalimantan," tutupnya.