Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
PT Delta Djakarta Tbk (DLTA ) memutuskan untuk membagikan dividen dengan jumlah Rp 382,7 miliar dari laba bersih tahun 2018 sebesar Rp 338,07 miliar. Rencana itu telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (19/6).
ADVERTISEMENT
Adapun dividen tunai itu setara dengan Rp 478 per lembar saham yang terdiri dari dividen tunai reguler sebesar Rp 30 per lembar dan dividen tunai khusus sebesar Rp 448 per lembar saham.
Sebagai pemegang saham di perusahaan pemilik merek Anker Bir, Carlsberg, San Miguel, dan Stout tersebut sebesar 26,25 persen, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentu saja mendapat bagian. Adapun jumlah saham DLTA yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta sebanyak 210.200.700 lembar.
Jika tota lembar saham yang dimiliki Pemprov DKI dikalikan dengan angka dividen tunai per lembar Rp 478 maka jumlah setoran dividen yang didapatkan Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 100,47 miliar.
Dalam kesempatan kali ini, jumlah dividen tunai yang dibagikan DLTA itu lebih banyak atau 110 persen dari perolehan laba bersih perusahaan di 2018 sebesar Rp 338,07 miliar.
ADVERTISEMENT
Direktur Independent DLTA , Ronny Titiheruw, menyatakan dividen yang dibagikan lebih dari perolehan laba itu ditambahkan dari saldo laba yang ditahan dari tahun sebelumnya.
Dia menjelaskan beberapa tahun sebelumnya perseroan rajin menambah saldo laba ditahan. Hal itu sebagai antisipasi gejolak bisnis perusahaan akibat dikeluarkannya Permendag Nomor 6 Tahun 2015 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, dan penjualan minuman beralkohol.
"Waktu itu impact-nya cukup berat. Untuk berjaga-jaga situasi jadi lebih jelek," ujarnya.
Kinerja keuangan DLTA mengalami penurunan laba bersih sekitar 1,28 persen sepanjang kuartal I 2019 menjadi Rp 85,6 miliar dibanding periode sama pada tahun sebelumnya Rp 86,7 miliar.